Reporter: Inggit Yulis Tarigan | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bisi International Tbk (BISI) mencatatkan penurunan laba bersih hingga 70% pada tahun 2024 menjadi sebesar Rp 178,5 miliar. Per kuartal I-2025, BISI juga melaporkan laba bersih yang masih menyusut 26,4% menjadi Rp 29,67 miliar dibandingkan periode sama pada tahun lalu.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer menilai, pelemahan kinerja BISI tersebut masih berkaitan erat dengan dampak buruk cuaca ekstrem akibat fenomena El Nino yang menekan sektor pertanian nasional secara luas.
“Ini disebabkan oleh cuaca El Nino yang sempat memperburuk kondisi pertanian nasional, sehingga menekan permintaan benih dan pestisida,” ujar Miftahul pada Kontan, Jumat (2/5).
Baca Juga: Per Kuartal I 2025, Laba Bersih Bisi International (BISI) Tergerus 26,4%
Tekanan kinerja yang terjadi juga berdampak terhadap pergerakan harga saham BISI di pasar. Namun secara valuasi, saham BISI ini masih tergolong mencerminkan kondisi baik fundamentalnya
Dengan prospek pemulihan yang masih terbuka, Miftahul menyarankan investor untuk tetap mencermati perkembangan ke depan, khususnya terkait cuaca dan efektivitas strategi pemulihan perusahaan.
Prospek pemulihannya tetap terbuka, terutama jika strategi riset dan efisiensi yang dijalankan berhasil. "Dibanding emiten agribisnis lain seperti SSMS, AALI, atau LSIP yang fokus pada sawit, BISI memiliki keunggulan diferensiasi pada segmen benih dan agroinput,” tambahnya.
Miftahul menyarankan investor untuk bersikap ‘wait and see’ dalam jangka pendek dan tetap waspada dengan kondisi. Ada juga katalis seperti cuaca membaik dan kemungkinan pemulihan di semester II 2025 nanti.
Namun, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta menilai penurunan laba BISI justru mengindikasikan tekanan struktural yang perlu diwaspadai.
“Penurunan laba bersih ini memang mencerminkan bahwa terjadi tekanan struktural dari sektor agribisnis , khususnya yang dialami oleh BISI,” ujarnya.
Ia juga menyarankan investor untuk lebih selektif dan mempertimbangkan saham dengan fundamental lebih solid.
“Lebih baik investor memilih saham yang kinerjanya fundamental solid, misalnya Astra Agro Lestari (AALI) atau Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia (LSIP),” imbuhnya.
Baca Juga: Bisi International (BISI) Rambah Bisnis Mesin dan Alat Pertanian
Selanjutnya: Cara Cek Bansos PKH Mei 2025: Mudah Lewat HP dan Aplikasi
Menarik Dibaca: Cara Cek Bansos PKH Mei 2025: Mudah Lewat HP dan Aplikasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News