Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Benakat Integra Tbk (BIPI) mencatat kinerja laba stagnan. Pada semester pertama tahun lalu, keuntungan yang BIPI raih yakni US$ 18,13 juta. Lalu di periode yang sama tahun ini, laba yang dikantongi US$ 18,73 juta.
Padahal, pendapatan emiten tambang ini mampu melesat 342,79%. Pada enam bulan pertama tahun lalu, pendapatan usaha yang BIPI bukukan yakni US$ 37,51 juta. Lalu kini, pendapatan usahanya naik ke US$ 159,34 juta.
"Meningkatnya beban keuangan sehubungan dengan akuisisi," ungkap Remanja Dyah Intan Suri, Sekretaris Perusahaan BIPI,kepada KONTAN, Jumat (29/8).
Nah, beban keuangan BIPI melonjak 239,16% dari US$ 8,81 juta ke posisi US$ 29,88 juta. Kemudian, beban pokoknya pun melambung 301,62% dari US$ 17,83 juta menjadi US$ 71,61 juta.
Sekedar informasi, BIPI mencaplok PT Astrindo Mahakarya Indonesia (AMI) seharga US$ 600 juta di tahun lalu. Remanja bilang, beban keuangannya menjadi tinggi karena pencatatan akuisisi tersebut hanya terhitung sebulan dalam semester pertama 2013.
Selain itu, BIPI pun baru saja melakukan divestasi anak usahanya Benakat Oil dan Indelberg Indonesia kepada Goldwater. Menirut Remanja, dampak penjualan anak usahanya ini tak akan terlalu berpengaruh. Pasalnya, sektor minyak hanya menyumbang 7% terhadap konsolidasian.
Liabilias BIPI tercatat US$ 888,43 juta dengan ekuitasnya US$ 495,32 juta. Kas dan setara kas BIPI tampak mengecil dari US$ 158,9 juta di semester pertama tahun lalu menjadi US$ 25,87 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News