Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Demi memuluskan rencananya menguasai PT Mitratama Perkasa, PT Benakat Integra Tbk (BIPI) akan mencari pendanaan. Pencaplokan Mitratama tersebut memiliki nilai US$ 120 juta. Jika melihat kurs tengah Rupiah di sekitar Rp 12.000, berarti nilai akuisisi tersebut adalah Rp 1,44 triliun.
"Dananya akan dari eksternal. Pinjaman perbankan," ungkap Remanja Dyah Intan Suri, Sekretaris Perusahaan BIPI, Jumat (27/6).
Maklum, dana internal BIPI memang tak mencukupi. Pada kuartal pertama 2014, kas dan setara kas emiten pertambangan ini adalah US$ 34,76 juta.
Adapun, utang BIPI per kuartal pertama tercatat US$ 954,74 juta. Sedangkan, ekuitasnya cuma US$ 491,09 juta. Rasio utang terhadap modal atau Debt to Equity Ratio (DER) BIPI pun cukup tinggi di posisi 1,9 kali.
Remanja bilang, pihaknya menargetkan pengambilalihan Mitratama dapat rampung di 2014. Saat ini, BIPI pun masih dalam proses due diligence dan pendetailan perjanjian.
BIPI akan mengambil 30% saham Mitratama dari PT Sumber Energi Andalan Tbk (ITMA). Di situ, Long Haul Holdings Ltd akan menjadi broker proses akuisisi tersebut. Sebelumnya, BIPI pun telah menguasai 70% saham Mitratama melalui anak usahanya PT Nusantara Pratama Indah.
Selan itu, BIPI juga tengah menjajaki proyek powerplant, Liquefied Natural Gas (LNG), dan kilang minyak. Namun Remanja masih enggan memaparkan seperti apa proyek-proyek yang BIPI incar tersebut.
Sepanjang 2014, BIPI menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$ 35 juta sampai US$ 50 juta. Dengan ekspansi yang dilakukan, BIPI pun yakin dapat mengantungi laba US$ 68 juta di akhir tahun. Kemudian, pendapatan yang dibukukan yakni US$ 280 juta. Kontribusi terbesar dari raihan laba ini diyakini masih akan berasal dari PT Astrindo Mahakarya Indonesia (AMI).
Tahun lalu, BIPI mengambil AMI di bulan Juni. Namun kontribusinya terhadap pendapatan konsolidasi BIPI mampu mencapai 85%. Remanja pun meyakin bahwa di tahun ini, kontribusi AMI bisa melebihi angka tahun lalu.
"Tahun ini trennya akan sama. Kecuali kalau kita rampung melakukan akuisisi lain," ucap Remanja.
Kondisi melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar, dia anggap tak akan mempengaruhi kinerja BIPI. Pasalnya, emiten ini memperoleh pendapatan dalam Dollar. Lalu laporan keuangannya juga dibukukan dalam Dollar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News