Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Laba bersih PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) turun drastis 46,93% menjadi Rp 171,78 miliar dari sebelumnya Rp 323,70 miliar. Lesunya bisnis konstruksi akibat gejolak ekonomi menjadi biang keladinya.
Pendapatan emiten beton tersebut juga menurun 19,20% menjadi Rp 2,65 triliun dibandingkan sebelumnya yang mencatat Rp 3,27 triliun. Beban pokok pendapatan juga mengalami penurunan 20,25% dari sebelumnya Rp 2,79 triliun menjadi Rp 2,32 triliun.
Sedangkan beban usaha meningkat 17,24% dari Rp 76,89 miliar menjadi Rp 90,15. Sampai dengan tahun lalu, WTON memiliki aset mencapai Rp 4,46 triliun dengan utang yang meningkat 36,87% dari Rp 1,60 triliun menjadi Rp 2,19 triliun.
Puji Haryadi, Sekretaris Perusahaan WTON mengatakan bahwa penurunan sedikit dari pendapatan disebabkan belum berjalannya beberapa kontrak pada tahun lalu. Masih ada carry over sebesar Rp 1,7 triliun dari kontrak tahun lalu yang akan dikerjakan tahun ini, salah satunya adalah proyek kereta Medan-Kualanamu.
"Yang kami catat, revenue RP 2,65 triliun tahun lalu, Rp 1,7 triliun lewat ke tahun ini, dan kontrak baru tahun ini targetrnya Rp 4,3 triliun," ujarnya kepada KONTAN, Selasa (1/3).
WTON pada bulan Desember 2015 lalu mendapatkan proyek pembuatan box girder untuk proyek jalan layang kereta api Medan-Kualanamu. Nantinya, WTON akan menggunakan pabrik mobile plant yang berada di Medan Tembung, Sumatera Utara untuk mencetak 3.240 segmen untuk membangun jalur kereta sepanjang 8 km.
Kontrak yang WTON terima dari proyek tersebut senilai Rp 500 miliar yang telah ditandatangani bersama dengan kontraktor pada akhir tahun lalu. Pembangunan elevated kereta api Medan-Kualanamu ini dimulai pada akhir tahun lalu dengan waktu pengerjaan selama 2 tahun dan diharapkan selesai pada Desember 2017 mendatang.
Elevated train jalur ganda antara Medan-Kualanamu sendiri memiliki total panjang 27 km, proyek yang WTON kerjakan sepanjang 8 km merupakan bagian dari itu. Sedangkan sisa 19 km sudah dimulai pengerjaannya pada tahun 2014 lalu. Sampai dengan saat ini, 14 km rel kereta api telah selesai dikerjakan, 22 unit jembatan kereta api, serta elektrik stasiun Medan, Araskabu dan Kualanamu.
Wilfred I.A. Singkali, Direktur Utama WTON mengatakan bahwa proyek elevated train ini merupakan carry over dari kontrak pada tahun lalu. Yang jelas, tahun ini dirinya optimis perseroan akan mencapai target raihan kontrak baru sebesar Rp 4,3 triliun. Nantinya, proyek-proyek yang tidak bisa ditangani oleh pabrik existing yang berjumlah 9 pabrik tersebut akan menggunakan mobile plant.
"Proyek ini masuk kontrak carry over tahun lalu senilai Rp 1,7 triliun, kami sudah mulai produksi pada akhir Desember 2015 dan target selesainya Agustus 2017 mendatang," ujarnya.
Untuk setiap mobile plant yang didirikan, perseroan melakukan investasi senilai Rp 76 miliar. Rencananya, untuk mendukung target capaian tahun ini, WTON menganggarkan capital expenditure sebesar Rp 425 miliar yang 40%-nya akan digunakan untuk menambah kapasitas produksi dan sisanya untuk pengadaan cetakan dan pengembangan anak usaha.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News