Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laba bersih PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) terpangkas nyaris 10% pada kuartal pertama 2023. Penurunan bottom line justru terjadi ketika pendapatan neto MPMX melejit 34,52% secara tahunan.
Entitas anak dari PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) ini meraup pendapatan senilai Rp 3,78 triliun dalam tiga bulan pertama 2023. Pendapatan MPMX ditopang oleh penjualan ke pihak ketiga dari kendaraan bermotor roda dua dan roda empat beserta suku cadangnya, senilai Rp 3,72 triliun.
General Manager Corporate Communication & Sustainability MPMX, Natalia Lusnita, mengungkapkan kinerja MPM Grup cukup memuaskan dari setiap segmen usahanya. Dari lini bisnis distribusi, volume penjualan sepeda motor meningkat 41% (YoY) menjadi 197.000 unit pada kuartal I-2023. Pendapatan bersih untuk bisnis distribusi dan ritel sepeda motor pun meningkat 35% (YoY).
"Disertai peningkatan pada margin laba kotor karena permintaan yang lebih tinggi untuk sepeda motor high matic yang memiliki margin lebih tinggi," kata Natalia kepada Kontan.co.id, Jumat (5/5).
Baca Juga: Emiten Bank hingga Properti Terdampak Kenaikan Suku Bunga, Simak Rekomendasi Sahamnya
Pendapatan dari suku cadang dan jasa juga meningkat masing-masing sebesar 12% dan 15% (YoY). Selanjutnya, segmen transportasi MPMRent tumbuh 11% (YoY) menjadi Rp 336 miliar pada kuartal I-2023 dengan marjin laba kotor yang stabil dipertahankan di level 27%.
Hasil itu terutama didorong oleh permintaan yang lebih tinggi untuk armada sewa mobil dan jasa pengemudi. Adapun, MPMRent memiliki total unit yang tersedia sebanyak 13.942 unit, tumbuh 15% (YoY) dengan tingkat utilisasi dipertahankan pada 94%.
Peningkatan pendapatan juga datang dari Jaccs MPM Finance Indonesia. Tercermin dari pertumbuhan jumlah pemesanan baru sebesar 17% (YoY) menjadi Rp 1,3 triliun pada kuartal I-2023.
"Didorong oleh dua faktor. Produk kendaraan bekas yang menjadi fokus perusahaan dan produk pembiayaan korporasi terutama disumbang oleh perusahaan pertambangan," terang Natalia.
Sedangkan penurunan terjadi pada pendapatan neto dari pihak ketiga, yakni segmen asuransi. Merujuk laporan keuangan, MPMX mencatatkan pendapatan dari lini asuransi sebesar Rp 65 miliar, turun 9,52% dibandingkan kuartal I-2022.
Penurunan pendapatan dari bisnis asuransi didorong oleh premi bruto yang lebih rendah.
"Premi bruto produk kendaraan bermotor turun 5% (YoY) karena perusahaan lebih berhati-hati dalam mengelola risiko, sedangkan premi bruto produk properti naik 9% (YoY)," imbuh Natalia.
Meski secara top line mencetak pertumbuhan, namun bottom line MPMX terpangkas 9,99% menjadi Rp 131,06 miliar. Dibandingkan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk MPMX per Maret 2022 dengan nilai Rp 145,61 miliar.
Baca Juga: Harga Emas Naik Hingga Rekor Tertinggi, Inilah Saham Terkait Emas yang Bisa Dikoleksi
Natalia membeberkan, laba bersih kuartal I-2022 lebih tinggi karena kala itu kepemilikan MPMX terhadap MPMRent masih 100%. Sedangkan pada kuartal I-2023, laba MPMX telah memperhitungkan divestasi yang telah dilakukan pada MPMRent.
"Sejak Mei 2022 melalui kerja sama strategis antara MPMX dengan Carro, maka kepemilikan MPMX menjadi 50% atas MPMRent. Sehingga untuk kuartal I-2023 kami hanya menyerap 50% dari keuntungan yang dihasilkan oleh MPMRent," terang Natalia.
Natalia menunjukkan perbandingan, jika menggunakan laba bersih dari operasi yang dilanjutkan, maka MPMX masih mampu mencetak pertumbuhan 8% (YoY) dari Rp 120,72 miliar menjadi Rp 130,45 miliar.
Dengan mayoritas bisnis segmen usaha yang mengalami pertumbuhan, MPMX masih optimistis hingga akhir tahun nanti bisa membukukan kinerja sesuai target.
"Kami masih optimis bahwa Perseroan masih on-track untuk mencapai target 2023," ungkap Natalia.
Sebagai informasi, MPMX membidik pertumbuhan pendapatan sebesar 15% - 20% pada tahun 2023. MPMX juga akan menjaga marjin laba bersih yang secara historis berkisar antara 2% - 3% dari pendapatan.
Guna memuluskan strategi bisnisnya pada tahun ini, MPMX menyiapkan belanja modal (capex) sebesar Rp 100 miliar. Hingga kuartal pertama, MPMX menyerap sekitar 20% dari anggaran capex.
"Sebagian besar digunakan untuk IT infrastructure, pembangunan Gedung kantor MPM Distributor di Kupang dan renovasi beberapa gedung dealer," tandas Natalia.
Rekomendasi Saham
Dari sisi pergerakan saham, MPMX mengalami pelemahan 8,33% dalam sepekan terakhir. Harga saham MPMX terkoreksi 1,63% ke level Rp 1.210 per lembar pada Jum'at (5/5).
Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova melihat saham MPMX masih menarik dan berpotensi untuk kembali menguat. Asalkan harga saham MPMX masih berada di atas area Rp 1.100.
Momentum penguatan bisa datang ketika ada pengumuman dividen pada RUPS MPMX yang akan digelar 24 Mei mendatang.
"Sehingga ketika kemudian jumlah dividen yang akan dibagikan diumumkan, maka dapat menjadi katalis positif dari sisi demand pelaku pasar," kata Ivan.
Ivan menyarankan buy on weakness dengan support di Rp 1.100 dan resistance pada Rp 1.270.
Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Rio Febrian turut melihat MPMX masih punya prospek positif dari sisi kinerja bisnisnya. Hal itu didorong oleh kondisi makro ekonomi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih stabil.
Termasuk dari sisi indeks keyakinan konsumen, pertumbuhan penjualan ritel dan tingkat inflasi yang terjaga. Secara teknikal, Rio merekomendasikan buy on support saham MPMX.
"Stochastic RSI mengindikasikan pembentukan golden cross di oversold area. MFI cenderung bergerak naik. Pertimbangkan entry selama bertahan di atas 1.200," ujar Rio.
Rio menyematkan target untuk MPMX ada di harga Rp 1.260. Pelaku pasar disarankan stoploss jika ambles ke bawah level Rp 1.155 per lembar saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News