Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Pakuwon Jati (PWON) di tahun 2025 diprediksi masih akan menemui tantangan. Hal itu tercermin dari laba bersih PWON yang tercatat turun di tengah pertumbuhan pendapatan sepanjang tahun 2024.
Pakuwon mengantongi laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih sebesar Rp 2,07 triliun tahun lalu. Angka itu turun tipis 1,44% secara tahunan alias year on year (YoY) dari Rp 2,10 triliun di tahun 2023.
Berbanding terbalik, pendapatan PWON masih mampu tumbuh tahun lalu. PWON membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 6,67 triliun selama 2024, naik 8% YoY dari tahun sebelumnya yang tercatat Rp 6,20 triliun.
Meskipun begitu, nyatanya pendapatan PWON tahun lalu mayoritas disumbang dari aset pendapatan berulang alias recurring income, bukan aset hunian.
Menilik laporan keuangan Pakuwon, segmen pengusahaan pusat perkantoran, perbelanjaan, dan apartemen berkontribusi Rp 3,88 triliun di tahun 2024, naik dari Rp 3,5 triliun pada tahun sebelumnya.
Baca Juga: BSDE Cetak Laba Dua Kali Lipat di Tahun 2024, Ini Rekomendasi Sahamnya
Segmen perhotelan juga mencatatkan kenaikan tahun lalu, dari Rp 1,16 triliun di tahun 2023 menjadi Rp 1,30 triliun di tahun 2024.
Sebaliknya, segmen real estate menyumbang Rp 1,47 triliun di tahun 2024, turun dari Rp 1,53 triliun di tahun 2023.
Peningkatan kinerja aset recurring income sepanjang tahun lalu itu pun sudah diakui oleh perseroan. Director and Corporate Secretary Pakuwon Jati Minarto Basuki mengatakan, kenaikan pendapatan bersih di tahun 2024 didorong oleh kenaikan recurring revenue sebesar 11%, dari Rp 4,67 triliun di 2023 menjadi Rp 5,19 triliun.
Jika dirinci, recurring revenue tersebut terdiri atas pendapatan retail mal sebesar Rp 3,43 triliun, yang naik 10% YoY, pendapatan office leasing sebesar Rp 368 miliar yang naik 21% YoY, dan pendapatan hospitality sebesar Rp 1,38 triliun yang naik 12%.
“Sedangkan, berdasarkan revenue per segment terbagi atas revenue dari retail leasing 51%, hotel dan serviced apartment 20%, office leasing 6%, condominium 11%, landed houses sales 11% dan office sales 1%,” ungkap Minarto dalam siaran pers, Selasa (25/3)
Di sisi lain, pendapatan prapenjualan alias marketing sales PWON tercatat sebesar Rp 1,55 triliun sepanjang 2024, tumbuh 16% dibandingkan marketing sales tahun 2023 yang sebesar Rp 1,34 triliun.
Menurut Minarto, faktor pendorong pertumbuhan marketing sales di 2024 dikontribusi dari penjualan sejumlah unit apartemen di Pakuwon Mall Surabaya, Pakuwon Residences Bekasi, Eastcoast Mansion Surabaya dan Kota Kasablanka Jakarta.
“Serta didukung oleh penjualan unit rumah di township Grand Pakuwon dan Pakuwon City Surabaya,” katanya.
PWON mencatat, sekitar 59% dari total marketing sales Perusahaan berasal dari program insentif PPNDTP yang dicanangkan pemerintah sejak kuartal IV-2023.
Yang mana, komposisi penjualan untuk tahun 2024 terdiri dari landed houses 46% serta condominium dan office sebesar 54%.
Selain itu, PWON telah merealisasikan pengeluaran belanja modal atau capital expenditure (Capex) sebesar Rp 1,8 triliun sepanjang 2024.
“Dana capex ini digunakan untuk membiayai proyek konstruksi Pakuwon Mall Bekasi, Pakuwon City Mall tahap III Surabaya serta untuk pembelian tanah di Semarang dan area Pakuwon City Surabaya,” ujarnya.
Investment Analyst Edvisor Profina Visindo Indy Naila menyebutkan, kinerja PWON sebenarnya masih cukup tertekan dari melemahnya daya beli. Hal itu terefleksi dari penjualan residensial PWON yang stagnan di tahun 2024.
Sehingga, di tahun 2025, optimisme pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) diharapkan dapat menopang kinerja PWON.
Selain itu, insentif pemerintah untuk sektor properti diharapkan mendorong pertumbuhan penjualan. PWON pun diharapkan masih bisa melakukan pemulihan kinerja keuangan di tahun ini.
“Daya beli masyarakat yang masih melemah dan ketidakpastian perekonomian membuat investor was-was akan kinerja keuangan PWON,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (26/3).
Indy pun menyarankan investor untuk memerhatikan PWON dengan target harga Rp 500 per saham.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat, pergerakan saham PWON ada di level support Rp 336 per saham dan resistance Rp 360 per saham. Herditya pun merekomendasikan buy on weakness untuk PWON dengan target harga Rp 368 - Rp 378 per saham.
Baca Juga: Emiten Tambah Anak Usaha Demi Genjot Kinerja, Begini Prospek dan Rekomendasi Sahamnya
Selanjutnya: BCA akan Lakukan Buyback Saham Senilai Rp 1 Triliun
Menarik Dibaca: Sambut Mudik, Bank Mandiri Hadirkan Promo di Rest Area dan Kapal Ferry
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News