Reporter: Rashif Usman | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang Maret 2025, ada sejumlah emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) mendirikan anak usaha baru, mulai dari emiten yang bergerak di bidang kesehatan hingga energi.
Berdasarkan penelusuran Kontan, ada sederet emiten yang mendirikan anak usaha baru di sepanjang Maret 2025. Ekspansi ini umumnya dilakukan untuk menunjang kinerja induk.
Misalnya, PT Charlie Hospital Semarang Tbk (RSCH) yang mendirikan PT Charlie Konstruksi Indonesia (CKI) untuk bergerak di sektor konstruksi. RSCH mengempit 990 lembar saham PT CKI dengan nilai Rp 990 juta.
Baca Juga: Emiten Ramai Tambah Anak Usaha, Cek Prospek dan Rekomendasi Sahamnya
Sementara itu, PT IMC Pelita Logistik Tbk (PSSI) membentuk PT Octave Lestari Investama guna mendiversifikasi bisnis induknya. Penyertaan modal PSSI di anak usaha tersebut mencapai 9,9 miliar.
PT BUMA Internasional Grup Tbk (DOID) tak ketinggalan dengan membangun empat anak usaha baru melalui entitas anaknya, PT Bukit Makmur Mandiri Utama, sebagai bagian dari strategi jangka panjangnya.
Operator Watsons di Indonesia, PT Duta Intidaya Tbk (DAYA), juga membentuk PT Cahaya Nusa Niaga (CNI) guna menunjang kegiatan usahanya. DAYA memiliki total 24,999 saham CNI dengan nilai Rp 2,49 miliar.
Selain itu, PT Indika Energy Tbk (INDY) bersama PT Interport Mandiri Utama (IMU) dan PT Interport Sarana Baruna (ISB) mendirikan PT Interport Dirandra Syandana sebagai bagian dari upaya diversifikasi bisnis.
Sedangkan emiten yang baru melantai di awal 2025, PT Hero Global Investment Tbk (HGII) bersama PT Seluma Clean Energy (SCE), membangun PT Kalbar Bio Energi untuk memperluas portofolio usahanya. HGII menyertakan modal dasar dan disetor ke anak usaha senilai Rp 2,47 miliar.
Head of Investment Specialist PT Maybank Sekuritas Indonesia, Fath Aliansyah Budiman mengatakan pembentukan anak usaha baru yang baru saja didirikan mayoritas belum memberikan kontribusi secara signifikan dalam waktu dekat.
Baca Juga: Anak Usaha BUMA Internasional (DOID) Tuntaskan Penerbitan Sukuk Rp 2 Triliun
"Hal ini tergolong normal dikarenakan pembentukan anak usaha baru ini masih membutuhkan waktu untuk kegiatan operasional berjalan secara bertahap," kata Fath kepada Kontan, Rabu (26/3).
Fath juga menerangkan, berdasarkan statement dari manajemen sangat memungkinkan kontribusi baru akan dirasakan oleh induk usaha di jangka menengah dan panjang.
Head of Research Kiwoom Sekuritas, Liza Camelia Suryanata menyarankan speculative buy saham DOID di entry level Rp 370-Rp 390 dengan target jangka pendek di Rp 440 per saham dan target jangka panjang Rp 500 per saham.
"Ini didukung oleh RSI positif divergence, artinya ada indikasi segera terjadi teknikal rebound," ujar Liza kepada Kontan, Rabu (26/3).
Selain itu, Liza juga menyoroti harga saham INDY saat ini berada persis di support area dari previous low. Namun, pada saat yang sama RSI menunjukkan positif divergence. Ia melihat target harga INDY di Rp 1.440-Rp 1.500 per saham.
Selanjutnya: BSDE Cetak Laba Dua Kali Lipat di Tahun 2024, Ini Rekomendasi Sahamnya
Menarik Dibaca: Sambut Mudik, Bank Mandiri Hadirkan Promo di Rest Area dan Kapal Ferry
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News