kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45997,15   3,55   0.36%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kurs rupiah melemah 0,25% ke Rp 14.110 akibat tekanan dolar AS dan US Treasury


Senin, 18 Oktober 2021 / 15:29 WIB
Kurs rupiah melemah 0,25% ke Rp 14.110 akibat tekanan dolar AS dan US Treasury
ILUSTRASI. Senin (18/10), kurs rupiah spot ditutup pada Rp 14.110 per dolar AS.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah melemah di awal pekan setelah melaju kencang pekan lalu. Senin (18/10), kurs rupiah spot ditutup pada Rp 14.110 per dolar Amerika Serikat (AS), melemah 0,25% dari posisi akhir pekan lalu Rp 14.075 per dolar AS.

Kurs rupiah tadi pagi sempat menguat tipis ke Rp 14.074 per dolar AS sebelum berbalik melemah.

Frances Cheung, rates strategist ICBC mengatakan bahwa rally pada obligasi negara Indonesia mendekati akhir. Pelemahan pasar surat utang negara (SUN) sejalan dengan pergerakan pasar obligasi global. 

"Setelah pergerakan US Treasury pada Jumat lalu, support kuat yield SUN tenor 10 tahun berada di 6,2% atau 6,3% karena yield domestik pada akhirnya harus menyesuaikan lebih tinggi untuk mempertahankan daya tarik meski pasokan obligasi lokal dalam kondisi yang baik," ungkap Cheung dalam catatan yang dikutip Bloomberg hari ini.

Baca Juga: Sempat terlempar keluar dari zona US$ 60.000, harga Bitcoin dengan cepat bangkit

Namun, Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan pada rapat dewan gubernur yang berakhir esok.

Pelemahan kurs rupiah hari ini beriringan dengan pergerakan mata uang Asia yang tertekan. Won memimpin pelemahan mata uang emerging Asia. Kenaikan yield US Treasury menjadi penyebab pergerakan berjemaah mata uang Asia.

"Kenaikan yield US Treasry dan penguatan nilai tukar dolar menjadi pemberat mata uang Asia," kata Ken Cheung, chief Asian FX strategist Mizuho Bank di Hong Kong.

Baca Juga: Tengah hari, rupiah spot melemah 0,16% ke Rp 14.097 per dolar AS

Sore ini, yield US Treasury berada di 1,606%, naik dari 1,572% pada akhir pekan lalu. Imbal hasil obligasi negara AS ini masih lebih rendah ketimbang 1,614% yang merupakan level tertinggi tahun ini.

Perlambatan ekonomi di China juga turut menekan mata uang Asia. Produk domestik bruto (PDB) China kuartal ketiga naik 4,9% secara tahunan. Angka ini turun dari PDB kuartal kedua sebesar 7,9% secara tahunan.

Baca Juga: IHSG menguat 0,38% ke 6.658 pada Senin (18/10), net buy asing capai Rp 1 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×