kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.405.000   -9.000   -0,64%
  • USD/IDR 15.370
  • IDX 7.722   40,80   0,53%
  • KOMPAS100 1.176   5,28   0,45%
  • LQ45 950   6,41   0,68%
  • ISSI 225   0,01   0,00%
  • IDX30 481   2,75   0,57%
  • IDXHIDIV20 584   2,72   0,47%
  • IDX80 133   0,62   0,47%
  • IDXV30 138   -1,18   -0,84%
  • IDXQ30 161   0,48   0,30%

Kurs Rupiah Jisdor Melemah 0,12% ke Rp 16.224 Per Dolar AS, Rabu (24/7)


Rabu, 24 Juli 2024 / 15:39 WIB
Kurs Rupiah Jisdor Melemah 0,12% ke Rp 16.224 Per Dolar AS, Rabu (24/7)
ILUSTRASI. Rabu (24/7), kurs rupiah Jisdor melemah 0,12% ke Rp 16.224 per dolar AS dari posisi kemarin di Rp 16.204 per dolar AS.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah Jisdor berjalan seiring dengan pergerakan rupiah di pasar spot. Rabu (24/7), kurs rupiah Jisdor melemah 0,12% ke Rp 16.224 per dolar AS dari posisi kemarin di Rp 16.204 per dolar AS.

Kurs rupiah spot melemah Rp 1 per dolar menjadi Rp 16.215 per dolar AS. Meski melemah, besaran pelemahan rupiah hari ini tipis dan mata uang Garuda cenderung stabil.

Indeks dolar yang mencerminkan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama dunia menguat ke 104,54 dari posisi kemarin di 104,45. Indeks dolar pun merambat naik dalam dua hari perdagangan dan stabil di atas level 104 dalam lima hari perdagangan berturut-turut.

Penguatan yen terhadap dolar diimbangi oleh pelemahan euro terhadap dolar. Euro melemah karena PMI Jerman yang tertekan.

Di kawasan Asia, pergerakan mata uang bervariasi. Yen Jepang memimpin penguatan 0,56%. Penguatan yen disusul oleh Won Korea, baht Thailand, dolar Singapura, dan dolar Hong Kong.

Baca Juga: Lesu, Rupiah Spot Melemah 0,08% ke Rp 16.227 Per Dolar AS Pada Rabu (24/7) Siang

Sedangkan peso Filipina memimpin pelemahan 0,02%. Pelemahan peso disusul oleh ringgit Malaysia, rupee India, yuan China, dan rupiah.

Goldman Sachs Group memperkirakan China menyiapkan cadangan fiskal yang besar untuk mengantisipasi perang dagang jika Donald Trump kembali menjadi presiden AS. 

"Alasan mengapa China hati-hati mengucurkan stimulus fiskal atau penyokong stimulus yang bisa memicu permintaan adalah karena ada risiko Trump," ungkap Andrew Tilton, chief economist for Asia Pacific Goldman Sachs seperti dikutip Bloomberg.

Trump yang memimpin polling selama berbulan-bulan, berjanji untuk menerapkan tarif impor 60% dari China ke AS jika terpilih pada pemilu November mendatang. Janji ini mengancam ekspor dan manufaktur China dan menurunkan 2% pertumbuhan ekonomi China, menurut hitungan Goldman. 

Selanjutnya: Trisula Textile Industries Kejar Pertumbuhan Kinerja Double Digit Sepanjang 2024

Menarik Dibaca: Dukung Nasabah Bisnis, Bank Mandiri Gelar Kembali Program Kongsi-Kongsi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mudah Menagih Hutang Penyusunan Perjanjian & Pengikatan Jaminan Kredit serta Implikasi Positifnya terhadap Penanganan Kredit / Piutang Macet

[X]
×