kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kupon MTN bisa melambung


Selasa, 17 September 2013 / 08:33 WIB
Kupon MTN bisa melambung
ILUSTRASI. Aplikasi yang wajib diinstal di smartphone saat mudik Lebaran 2022.


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Wahyu T.Rahmawati

JAKARTA. Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI rate bisa dimanfaatkan investor untuk masuk ke instrumen surat utang jangka menengah atau medium term notes (MTN). Sebab, kenaikan BI rate akan mengerek kupon MTN sehingga menjadi lebih menarik bagi investor.

Desmon Silitonga, analis Millenium Danatama Asset Management mengatakan, kenaikan BI rate akan mendorong investor meminta kupon yang lebih tinggi untuk penerbitan surat utang baru. "Apalagi MTN, kenaikan kupon bisa lebih besar lagi karena tidak di-rating. Sehingga kenaikan kupon bisa lebih tinggi dibandingkan obligasi," ujar Desmon, Senin (16/9).

Menurut Desmon, emiten akan menerbitkan MTN untuk kebutuhan pendanaan yang mendesak. Proses penerbitan MTN jauh lebih cepat dibandingkan obligasi sehingga emiten bisa mendapatkan dana dalam waktu singkat.

Di sisi lain, besaran kupon yang lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya mengakibatkan beban yang ditanggung penerbit menjadi lebih besar. "Apabila menerbitkan MTN, penerbit sudah bersedia menanggung beban yang tinggi. Atau bisa jadi emiten justru menunda penerbitan MTN," ujar Desmon.

Ariawan, analis Sucorinvest Central Ghani mengatakan, penerbitan MTN akan mendorong kenaikan cost of fund atau biaya dana akibat tingginya kupon. Dia memprediksi, emiten akan menunggu hingga pasar kembali stabil sehingga kupon yang diberikan tidak terlalu tinggi. "Bisa jadi ada beberapa emiten yang menunda penerbitan MTN dan menunggu hingga yield obligasi di pasar turun, sehingga kupon yang diminta investor tidak terlalu tinggi," ujar Ariawan.

Ariawan memperkirakan, emiten akan menunda penerbitan MTN hingga akhir tahun ini atau awal tahun depan. Menurut dia, penundaan tersebut tidak akan mengganggu cash flow korporasi karena sebagian besar perolehan dana hasil penerbitan MTN bakal digunakan perusahaan untuk modal kerja tahun depan. "Kecuali bagi perusahaan yang memang butuh pendanaan untuk saat ini, pasti emiten akan tetap melanjutkan penerbitan MTN saat ini," ujar Ariawan.

Salah satu perusahaan yang akan menerbitkan MTN dalam waktu dekat adalah PT Permodalan Nasional Madani (PNM). PNM akan menerbitkan MTN senilai Rp 270 miliar. Executive Vice President PNM Arief Mulyadi bilang, MTN ini akan diterbitkan pada akhir Oktober atau awal November 2013 mendatang.

September ini, PNM juga akan menerbitkan MTN senilai Rp 125 miliar dengan tenor 18 bulan dan kupon 8,3%. "Untuk MTN yang akan diterbitkan pada Oktober atau awal November diperkirakan juga akan memberikan tenor dan kupon yang sama," ujar Arief.

Rencananya, PNM akan menggunakan dana hasil penerbitan MTN ini untuk pembiayaan usaha mikro kecil menengah dan koperasi.
Ariawan memperkirakan, kupon penerbitan MTN PNM pada Oktober mendatang tidak akan jauh berbeda dengan yang telah diterbitkan September ini."Seharusnya bulan Oktober yield sudah mulai turun sehingga perbedaan kupon tidak akan terlalu signifikan," ujar dia.

Data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menunjukkan total MTN yang jatuh tempo di sisa tahun ini masih sekitar Rp 1,86 triliun. Adapun untuk MTN denominasi dollar Amerika Serikat yang jatuh tempo tahun ini sekitar US$50 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×