kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.923.000   8.000   0,42%
  • USD/IDR 16.342   -89,00   -0,54%
  • IDX 7.184   41,90   0,59%
  • KOMPAS100 1.047   6,47   0,62%
  • LQ45 817   4,40   0,54%
  • ISSI 225   1,64   0,73%
  • IDX30 427   3,19   0,75%
  • IDXHIDIV20 507   3,29   0,65%
  • IDX80 118   0,80   0,68%
  • IDXV30 120   1,05   0,88%
  • IDXQ30 140   0,77   0,55%

Kuota Naik, Sukuk Ritel Tetap Laris


Senin, 08 Februari 2010 / 08:35 WIB
Kuota Naik, Sukuk Ritel Tetap Laris


Reporter: Dyah Megasari | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Tingginya animo masyarakat membeli sukuk ritel seri kedua (SR-002) yang diterbitkan pemerintah, mendorong Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan memberikan tambahan jatah atau kuota (upsizing) ke para agen penjual. Hebatnya, sejumlah agen penjual mengaku, tambahan jatah itu sudah ludes jauh-jauh hari sebelum masa penawaran berakhir, Jumat pekan lalu (5/2).

Misalnya, PT Bank Mandiri Tbk, yang meminta tambahan kuota penjualan Rp 700 miliar. Semula, bank pelat merah ini mematok target awal Rp 800 miliar. Namun, membeludaknya permintaan investor membuat bank ini menambah kuota hingga jadi Rp 1,5 triliun. "Hanya beberapa hari saja sudah terjual. Bahkan setelah upsizing, sukuk ritel telah habis sejak 4 Februari lalu," ujar Inkawan D. Jusi, Senior Vice President Wealth Management Group Bank Mandiri.

Head of Consumer Banking Market Sales Standard Chartered Bank, Wang Wardana, pun mengutarakan hal senada. "Sebelumnya, kami menargetkan Rp 100 miliar. Tapi, peminatnya sangat banyak sehingga kami melakukan upsizing menjadi Rp 300 miliar," ujar dia.

Sementara, Bank BNI yang pada awal masa penjualan mengaku sepi pembeli, akhirnya ikut melakukan upsizing dari target awal Rp 300 miliar menjadi Rp 450 miliar. "Awalnya sepi. Tapi, investor datang pada akhir periode sehingga kami meminta tambahan kuota," jelas Group Head Wealth Management Bank BNI, Mochammad Mudjib.

Kondisi tak jauh berbeda terjadi pada perusahaan sekuritas yang menjadi agen penjual SR-002. Misalnya, PT Trimegah Securities Tbk. "Target awal Rp 300 miliar sudah terpenuhi. Kami meminta tambahan hingga Rp 475 miliar. Dan semuanya habis terjual," jelas Direktur Keuangan Trimegah, Karman Pamurahardjo.

Seakan tak mau ketinggalan, Citibank melakukan upsizing hingga tiga kali. "Kami optimistis dalam menentukan target awal. Pada perkembangannya, jumlah pemesanan meningkat tiga kali lipat dari target awal," kata Harsya Prasetyo, VP Investment and FX Sales Head Citibank, tanpa merinci lebih lanjut.

Analis memperkirakan, pemerintah akan menaikkan nilai penerbitan dari target awal seiring membeludaknya permintaan SR-002. Sebelumnya, pemerintah mematok target indikatif Rp 3 triliun dari sukuk ritel seri dua ini. "Underlying-nya sudah jelas. Pemerintah kemungkinan bisa mengeksekusi sukuk ritel antara Rp 6 triliun-Rp 7 triliun," ujar analis obligasi PT Mandiri Sekuritas, Handy Yuniato.
Analis obligasi Trimegah Securities, Ariawan, juga mengatakan hal yang serupa. "Angka pastinya memang belum ada. Tapi, setidaknya bisa mencapai dua kali lipat dari target awal," imbuhnya.

Handy melihat, larisnya sukuk ritel ini disebabkan oleh tren suku bunga deposito yang turun. "Sukuk ritel bisa menjadi alternatif bagi investor," jelasnya. Apalagi, selain bertenor tiga tahun, SR-002 menawarkan imbal hasil 8,7% per tahun. Setelah dikurangi pajak bunga obligasi, investor bisa mengantongi return hingga 7,4%, lebih tinggi dari bunga deposito.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×