Reporter: Rashif Usman | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana Presiden Prabowo Subianto untuk menghapus sistem kuota impor daging dikhawatirkan akan menimbulkan kelebihan pasokan. Pada akhirnya ini akan mempengaruhi kinerja keuangan emiten unggas.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo mengatakan bahwa jika kuota impor dibuka, hal ini berpotensi menyebabkan oversupply. Padahal, permasalahan ini belum terselesaikan sejak tahun-tahun sebelumnya.
Azis menerangkan, pemerintah sebelumnya pernah menerapkan pemusnahan DOC dan afkir dini untuk menaikkan harga ayam. Jika keran impor dibuka, ini bisa menurunkan harga ayam kembali dan berdampak negatif pada kinerja emiten unggas.
"Terkait strategi jika impor dibuka, tindakan yang dapat diambil terbatas karena baik harga jual (ASP) maupun volume mungkin akan menurun, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kinerja keuangan emiten unggas," kata Azis kepada Kontan, Rabu (9/4).
Saat ini, Azis menyarankan untuk investor dan pelaku pasar melakukan trading jangka pendek hingga menengah dengan memanfaatkan potensi rebound teknikal.
Ia merekomendasikan saham PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) dengan target harga Rp 2.000-2.010 per saham dan support di kisaran Rp 1.885-1.875 per saham.
Pada akhir perdagangan Rabu (9/4) saham JPFA ditutup melemah 0,80% ke level Rp 1.880 per saham. Namun jika dilihat sejak awal tahun, sahamnya hanya turun 0,27%.
Selain JPFA, ada juga beberapa emiten peternakan yang menjadi anggota Bursa Efek Indonesia (BEI). Diantaranya PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT. Malindo Feedmill Tbk (MAIN), PT. Sreeya Sewu Indonesia Tbk (SIPD) dan PT. Widodo Makmur Unggas Tbk (WMUU).
Selanjutnya: Meningkat 98%, Bank Ganesha (BGTG) Raup Laba Rp 254,67 Miliar pada 2024
Menarik Dibaca: Dominan Berawan, Berikut Prakiraan Cuaca Jakarta Besok (10/4)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News