kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kuartal I-2018, pendapatan Mitra International Resources naik 12%


Jumat, 11 Mei 2018 / 19:32 WIB
Kuartal I-2018, pendapatan Mitra International Resources naik 12%
ILUSTRASI.


Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mitra International Resources Tbk (MIRA) mencatatkan pendapatan Rp 30,40 miliar, pada kuartal I-2018, naik 12% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2017 yang sebesar Rp 26,89 miliar.

Direktur PT Mitra International Resources Tbk Inu Dewanto Koentjaraningrat menjelaskan fenomena positif yang diraih perusahaan di awal tahun merupakan hal yang sedikit unik. “Biasanya tiga bulan pertama itu sulit karena belum banyak proyek,” katanya Jumat (11/5).

Bisnis transportasi logistik masih menjadi pendapatan utama perusahaan dengan kontribusi sekitar 90% dari total pendapatan. Nah, 90% penyumbang terbesar pada transportasi logistik berasal dari segmen angkutan semen. Perusahaan semen yang jadi mitra MIRA yakni Semen Holcim, Indocement pada produk Tiga Roda, dan Semen Bima.

Karenanya, kata Inu, bisnis perusahaan sangat bergantung pada pertumbuhan industri properti. Kelihatannya di awal tahun ini, terjadi hal pertumbuhan bisnis properti yang meningkatkan bisnis MIRA. “Walaupun pada Februari kinerja kami jeblok karena cuaca hujan,” jelas Inu.

Faktor cuaca, tambah Inu berperan penting pada kelangsungan bisnisnya. Pada cuaca hujan deras yang disertai banjir, armada dari MIRA kerap tidak bisa beroperasi. "Akibatnya ada potential loss pada waktu-waktu tersebut," kata Inu.

Meski pendapatan naik, tapi pada kuartal I-2018 perusahaan berkode emiten MIRA ini masih mencatatan rugi Rp 634 juta. Kerugian ini turun dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 2,8 miliar.

Inu menjelaskan, berkurangnya kerugian perusahaan ini lantaran perusahaan berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan 12% pada awal tahun ini. Sehingga, "Kami optimis tahun ini lebih baik dari tahun lalu," katanya.

Optimisme MIRA disebut Inu bukan tanpa alasan, sebab biasanya di awal tahun bisnis transportasi logistik tidak berlangsung manis. Pertumbuhan pendapatan 12% bagi MIRA merupakan hal yang menggembirakan.

Hingga akhir tahun ini, MIRA menargetkan pendapatan sebesar Rp 132 miliar, tumbuh 9% dari tahun 2017 yang sebesar Rp 121 miliar. Menurut Inu, faktor penyokong pertumbuhan pendapatan ini utamanya berasal dari bisnis transportasi khususnya pada angkutan semen.

Untuk laba, tahun ini MIRA menargetkan bisa memperoleh laba setidaknya Rp 5 miliar-Rp 6 miliar. Sebelumnya, pada tahun lalu perusahaan masih mengalami rugi tahun berjalan Rp 18 miliar.

Agar mencapai laba, MIRA melakukan beberapa efisiensi dengan melakukan pengadaan sistem IT yang memudahkan supir untuk menerima upah harian serta biaya bensin."Mudah-mudahan akhir tahun ini supir tinggal tap aja lalu uang bisa terkirim," kata Inu.

Selain itu, perusahaan juga mengalokasikan sekitar Rp 5 miliar untuk peremajaan armada. Menurut Inu ada 100 armada yang tidak beroperasi karena pada saat perusahaan mengalami kinerja buruk, tidak dioperasikan dan kini akan dilakukan peremajaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×