kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Kuartal-I 2018, nilai penerbitan obligasi korporasi naik 53,8%


Minggu, 08 April 2018 / 13:03 WIB
Kuartal-I 2018, nilai penerbitan obligasi korporasi naik 53,8%
ILUSTRASI.


Reporter: Grace Olivia | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerbitan obligasi korporasi di awal tahun ini kian marak. Nilai emisi obligasi korporasi sepanjang kuartal pertama tahun ini pun tumbuh 53,8% dibandingkan periode yang sama di tahun lalu.

Analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Ifan Mohamad Ihsan merinci, total nilai penerbitan obligasi korporasi di kuartal pertama 2018 mencapai Rp 34,73 triliun. Nilai ini sudah termasuk penerbitan efek beragunan aset (EBA) serta penerbitan Komodo Bond. Sementara, kuartal pertama tahun lalu tercatat nilai penerbitan obligasi korporasi hanya Rp 22,58 triliun.

Ifan menilai, penerbitan obligasi korporasi masih akan terus bertambah dan tumbuh lebih tinggi ketimbang tahun sebelumnya. Sektor multifinance dan perbankan dinilainya masih akan mendominasi penerbitan, disusul dengan sektor infrastruktur yang menggeliat sejak tahun lalu.

"Kebutuhan dana sektor-sektor ini masih sangat besar. Tambah lagi, pemerintah mengimbau BUMN mencari pendanaan melalui pasar dalam negeri," ujar Ifan, (6/4). Tambah lagi, tahun ini nilai obligasi korporasi yang jatuh tempo tahun ini mencapai Rp 65 triliun.

Analis Obligasi BNI Sekuritas Ariawan, sepakat, tahun ini penerbitan obligasi korporasi akan semakin banyak. Melihat kebutuhan dana jumbo untuk menyelesaikan proyek pemerintah, Ariawan menilai obligasi dari sektor infrastruktur lah yang paling menarik.

Sebab, aturan pemerintah mengenai kewajiban portofolio perusahaan dana pensiun dan asuransi 30% wajib ditempatkan pada Surat Utang Negara (SUN). Namun, dari total kewajiban tersebut 12% boleh ditempatkan pada obligasi korporasi yang diperuntukkan bagi pembangunan infrastruktur.

"Permintaan pasti akan semakin besar, penerbitan tambah banyak, dan pasar pun akan semakin likuid," imbuh Ariawan, (6/4).

Ariwan berpendapat, tahun ini imbal hasil obligasi korporasi bisa mencapai 7-10% tergantung rating. Sementara, sulit bagi obligasi pemerintah untuk melampaui kinerja tahun lalu. Kenaikan yield dan penurunan harga membuat Ariawan memproyeksi obligasi pemerintah hanya akan memberi return di kisaran 5-8%.

Berdasarkan indeks IBPA per Jumat(6/4), yield obligasi pemerintah yang tecermin dalam INDOBeX Government Effective Yield sebesar 6,6%. Adapun, indeks INDOBeX Corporate Effective Yield mencatat yield obligasi korporasi mencapai 7,9%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×