kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.464.000   2.000   0,08%
  • USD/IDR 16.682   19,00   0,11%
  • IDX 8.709   48,94   0,57%
  • KOMPAS100 1.201   8,49   0,71%
  • LQ45 856   7,45   0,88%
  • ISSI 314   0,76   0,24%
  • IDX30 439   4,41   1,02%
  • IDXHIDIV20 505   3,54   0,71%
  • IDX80 134   0,83   0,62%
  • IDXV30 139   0,23   0,16%
  • IDXQ30 139   1,03   0,75%

Simak Strategi Solusi Sinergi Digital (WIFI) Raih Kinerja Moncer per September 2025


Senin, 15 Desember 2025 / 07:42 WIB
Simak Strategi Solusi Sinergi Digital (WIFI) Raih Kinerja Moncer per September 2025
ILUSTRASI. Solusi Sinergi Digital (WIFI) cetak pendapatan usaha bersih yang meningkat 100,99% menjadi Rp 1,01 triliun per September 2025,


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) atau yang dikenal Surge cetak kinerja moncer selama sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2025.

Emiten yang tengah naik daun dengan internet rakyat cetak pendapatan usaha bersih meningkat 100,99% secara tahunan atau Year on Year (YoY) menjadi Rp 1,01 triliun per September 2025, dari sebelumnya Rp 504,95 miliar. 

WIFI mampu mengontrol beban pokok pendapatan di angka Rp 325,42 miliar. Dus, laba bruto WIFI per September 2025 meningkat 124,16% secara tahunan menjadi Rp 689,48 miliar. 

WIFI juga membukukan penghasilan keuangan senilai Rp 40,21 miliar, dengan biaya keuangan senilai Rp 204,59 miliar. Maka laba sebelum penghasilan WIFI per 30 September 2025 mencapai Rp 409,85 miliar. 

Baca Juga: Cermati Rekomendasi Saham dan Proyeksi Kinerja Indeks LQ45 di Tahun 2026

Dari sisi bottom line, laba neto periode berjalan yang diatribusikan kepada non pengendali juga naik jadi Rp7 0,09 miliar hingga kuartal III-2025, dari yang sebelumnya hanya Rp 6,56 miliar.

Direktur Solusi Sinergi Digital Shannedy Ong menjelaskan, lonjakan beban bunga disebabkan oleh adanya utang obligasi WIFI yang melonjak signifikan dari Rp 600 miliar menjadi Rp 2,5 triliun. 

“Dana segar ini didapatkan sepenuhnya untuk membiayai ekspansi, membuat total aset perusahaan meroket hingga Rp 12,5 triliun,” jelasnya dalam paparan, Jumat (12/12).

Shannedy bilang, meningkatnya beban bunga yang tercermin dalam laporan keuangan yang berakhir pada 30 September 2025 itu memang menekan laba bersih WIFI dalam jangka pendek. 

Dia menekankan hal tersebut merupakan biaya pertumbuhan alias Cost of Growth. Pasalnya, dana Rp 25 triliun adalah modal kerja produktif yang kami tanamkan di depan untuk mematangkan infrastruktur jaringan baru. 

Selain itu, masuknya raksasa telekomunikasi Jepang, NTT East, sebagai pemegang saham di anak usaha PT Integrasi Jaringan Ekosistem pada Juli 2025 juga belum tercermin pada kinerja secara keseluruhan. 

 

“Masuknya NTT East baru terjadi di awal kuartal ketiga ini. Sinergi operasional, transfer teknologi, dan efisiensi jaringan tidak terjadi dalam semalam,” ucapnya. 

Shannedy menyebut, dampaknya positif dari kehadiran NTT East ke bottom line membutuhkan waktu inkubasi 6 hingga 12 bulan. Ini adalah katalisator pertumbuhan masa depan. 

Selanjutnya: Pendapatan Sponsor MU Turun 9,3 Persen, Kontrak Tezos dan DXC Jadi Sorotan

Menarik Dibaca: Aturan BEI Non-Cancellation Periode, Apa Itu dan Dampaknya di Bursa Saham?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×