Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kuatnya sentimen negatif eksternal membuat kinerja indeks obligasi pemerintah secara year to date tertinggal oleh indeks obligasi korporasi. Namun, indeks obligasi korporasi bisa bernasib sama jika sentimen tersebut tak kunjung usai.
Anil Kumar, Analis Obligasi Ashmore Asset Management Indonesia mengatakan, kinerja indeks obligasi korporasi berpotensi ikut terkoreksi secara mendalam laiknya indeks obligasi pemerintah apabila tren kenaikan imbal hasil US Treasury terus berlanjut.
Pasalnya, kenaikan imbal hasil tersebut juga berujung pada terganggunya stabilitas mata uang rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. “Kalau kurs rupiah terus-terusan terkoreksi efeknya buruk untuk seluruh jenis obligasi,” kata Anil, Jumat (23/2) lalu.
Ia menambahkan, pada dasarnya kinerja indeks obligasi korporasi selalu sejalan dengan indeks obligasi pemerintah, walaupun pergerakan indeks obligasi korporasi cenderung lambat karena faktor likuiditas. Hal itu membuat indeks tersebut tidak bisa benar-benar bebas dari sentimen eksternal.
Kendati demikian, Analis Obligasi BNI Sekuritas, Ariawan menyampaikan, jika permintaan terhadap obligasi korporasi tetap stabil atau bahkan terus meningkat, bukan tidak mungkin keunggulan kinerja indeks obligasi korporasi akan berlanjut.
Ia memperkirakan, imbal hasil US Treasury masih berpeluang mengalami tren bullish hingga momen pengumuman kenaikan tingkat suku bunga acuan Amerika Serikat pada Maret mendatang. Di saat yang sama, imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) juga berpeluang naik mengikuti arah pergerakan US Treasury. Artinya, harga SUN masih berpotensi terkoreksi.
"Masih ada kesempatan bagi obligasi korporasi untuk mengalami peningkatan kinerja," kata Ariawan, Jumat lalu.
Seperti yang diketahui, berdasarkan info Bloomberg, hingga Jum’at kemarin, INDOBeX Corporate Total Return mampu mencatatkan pertumbuhan kinerja sebesar 0,90% secara ytd di level 255,3365. Di saat yang sama, pertumbuhan kinerja INDOBeX Government Total Return hanya mencapai 0,02% di level 240,2601.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News