kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Kontrak futures indeks saham AS menunjukkan sinyal rebound


Selasa, 09 Agustus 2011 / 15:38 WIB
Kontrak futures indeks saham AS menunjukkan sinyal rebound
ILUSTRASI. Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dan Menteri Luar Negeri Dinesh Gunawardena


Reporter: Dyah Megasari, Bloomberg, Reuters |

NEW YORK. Kontrak berjangka indeks saham Amerika Serikat (AS) Selasa dini hari berhasil rebound. Pada 03:14 waktu New York, kontrak futures indeks S&P 500 naik 2,9%, Dow Jones futures naik 2,7%, dan Nasdaq 100 futures naik 3,2%. Banyak investor menilai, ini menjadi pertanda bahwa bursa AS akan mulai pulih malam nanti.

Kenaikan itu dipicu langkah The Federal Reserve yang berencana mengeluarkan pernyataan sekitar pukul 14:15 waktu New York. Pelaku pasar yakin, Bank Sentral AS itu akan membuat keputusan yang bisa mendinginkan gejolak pasar finansial dan memacu pertumbuhan ekonomi AS.

"Indeks di bursa berjangka naik karena mengharapkan uluran tangan The Fed. Otoritas Moneter AS harus melakukan quantitative easing jilid 3 atau melakukan stimulus lain dengan skala yang besar," kata Stephane Ekolo, Chief European Strategist Market Securities di London.

Catatan saja, lazimnya, kebijakan quantitative easing dilaksanakan dengan membeli surat utang pemeringah AS yang saat ini dimiliki oleh perusahaan-perusahaan finansial. Dengan langkah itu, Pemerintah AS ingin menjaga imbal hasil (yield) surat utang mereka dan memompakan dana tunai ke perekonomian. Harapannya, langkah ini akan memacu belanja masyarakat dan unjung-ujungnya menopang pertumbuhan ekonomi AS.

Meskipun demikian, menurut Ekolo, bursa saham juga akan dipengaruhi oleh berita seputar perkembangan krisis di Eropa. "Bisa diperkirakan, apa pun beritanya akan terjadi gelombang yang cukup keras di market," jelasnya.

Saat ini, price to earning ratio (PER) indeks S&P berada di angka 11,3 kali. Ini merupakan level terendah sejak bulan Maret 2009.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×