kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.705.000   1.000   0,06%
  • USD/IDR 16.331   15,00   0,09%
  • IDX 6.752   -51,05   -0,75%
  • KOMPAS100 996   -9,24   -0,92%
  • LQ45 770   -6,76   -0,87%
  • ISSI 211   -0,89   -0,42%
  • IDX30 399   -2,51   -0,63%
  • IDXHIDIV20 482   -1,75   -0,36%
  • IDX80 113   -0,94   -0,83%
  • IDXV30 119   -0,03   -0,03%
  • IDXQ30 131   -0,88   -0,67%

Kontrak futures indeks saham AS menunjukkan sinyal rebound


Selasa, 09 Agustus 2011 / 15:38 WIB
Kontrak futures indeks saham AS menunjukkan sinyal rebound
ILUSTRASI. Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dan Menteri Luar Negeri Dinesh Gunawardena


Reporter: Dyah Megasari, Bloomberg, Reuters |

NEW YORK. Kontrak berjangka indeks saham Amerika Serikat (AS) Selasa dini hari berhasil rebound. Pada 03:14 waktu New York, kontrak futures indeks S&P 500 naik 2,9%, Dow Jones futures naik 2,7%, dan Nasdaq 100 futures naik 3,2%. Banyak investor menilai, ini menjadi pertanda bahwa bursa AS akan mulai pulih malam nanti.

Kenaikan itu dipicu langkah The Federal Reserve yang berencana mengeluarkan pernyataan sekitar pukul 14:15 waktu New York. Pelaku pasar yakin, Bank Sentral AS itu akan membuat keputusan yang bisa mendinginkan gejolak pasar finansial dan memacu pertumbuhan ekonomi AS.

"Indeks di bursa berjangka naik karena mengharapkan uluran tangan The Fed. Otoritas Moneter AS harus melakukan quantitative easing jilid 3 atau melakukan stimulus lain dengan skala yang besar," kata Stephane Ekolo, Chief European Strategist Market Securities di London.

Catatan saja, lazimnya, kebijakan quantitative easing dilaksanakan dengan membeli surat utang pemeringah AS yang saat ini dimiliki oleh perusahaan-perusahaan finansial. Dengan langkah itu, Pemerintah AS ingin menjaga imbal hasil (yield) surat utang mereka dan memompakan dana tunai ke perekonomian. Harapannya, langkah ini akan memacu belanja masyarakat dan unjung-ujungnya menopang pertumbuhan ekonomi AS.

Meskipun demikian, menurut Ekolo, bursa saham juga akan dipengaruhi oleh berita seputar perkembangan krisis di Eropa. "Bisa diperkirakan, apa pun beritanya akan terjadi gelombang yang cukup keras di market," jelasnya.

Saat ini, price to earning ratio (PER) indeks S&P berada di angka 11,3 kali. Ini merupakan level terendah sejak bulan Maret 2009.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×