Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Tendi Mahadi
Menurut Restu, hal tersebut berpotensi untuk mendilusi porsi kepemilikan WIKA sebagai mayoritas pemegang saham KCIC di PSBI saat ini. Dampaknya adalah akan mengganggu arus kas ke depannya, karena porsi investment return yang lebih rendah.
“Namun di sisi lain, setelah beroperasinya proyek ini, WIKA berpeluang membuka ruang untuk mendivestasikan proyek KCIC dalam jangka panjang,” jelas Restu
Melihat pencapaian WIKA yang kurang positif ini, Restu merevisi turun estimasi laba sebesar 32,8% di tahun ini menjadi Rp 363 miliar. Secara umum ia melihat, meski kinerja yang masih lemah, prospek WIKA masih tergolong positif.
Hal ini didukung oleh komitmen WIKA dalam percepatan collection period, potensi divestasi proyek KCIC dalam jangka panjang, serta kondisi neraca yang solid dengan net gearing ratio berada di 1,37x pada semester I-2021 (peers yaitu 2,11x).
“Sehingga, kami masih merekomendasikan buy untuk WIKA, namun menurunkan target harga menjadi Rp 1.500 (yang mencerminkan PB: 0,91x 22F) dari sebelumnya di Rp 1.800,” tutup Restu.
Selanjutnya: Kinerja solid, berikut rekomendasi saham Indosat (ISAT) dari Henan Putihrai
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News