Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Noverius Laoli
Selain itu, sepanjang 2019 KBI telah meregistrasi transaksi kontrak berjangka dan derivatif lainnya sebanyak 7,968,762.7 lot, yang terdiri dari produk komoditi primer termasuk Kontrak Berkala Emas (KBE) sebanyak 1,467,371 lot (18,4%), indeks sebanyak 624,114.7 lot (7,83%), currency sebanyak 767,701.7 lot (9,63%), komoditi SPA sebanyak 5.084.240,3 lot (63,80%), Kontrak single stock sebanyak 25.190 lot (0,32%). Untuk Kontrak Penyalur Amanat Luar Negeri (PALN) sebanyak 145 lot.
Dengan demikian komposisi produk didominasi oleh kontrak Bilateral-SPA, yaitu produk indeks, produk currency, serta komoditi SPA, kontrak single stock yang secara keseluruhan mencapai 6.501.246,7 lot atau 81,58% dari total kontrak yang diregistrasi (termasuk transaksi kontrak single stock) dan mencapai 6.476.056,7 lot atau 81,27% (tidak termasuk transaksi kontrak single stock).
Baca Juga: Dorong kesejahteraan nelayan, Kliring Berjangka Indonesia gandeng Perinus
Selaku Pusat Registrasi Resi Gudang, tahun lalu KBI juga telah menatausahakan Resi Gudang sebanyak 444 Resi Gudang dengan total volume sebesar 11.864.352 ton dan nilai transaksi sebesar Rp 113,38 miliar. Selain itu, dari Kegiatan Transaksi Pasar Fisik Timah Murni Batangan, sepanjang tahun 2019 KBI telah meregistrasikan dan mengkliringkan transaksi Pasar Fisik Timah Batangan sebesar 27.183,41 Ton.
Ke depan, Fajar menilai kondisi perekonomian global diperkirakan masih penuh ketidakpastian dan cenderung melambat. Apalagi, dari dalam negeri Indonesia sedang dilanda wabah Covid-19 dan berpotensi memberikan dampak kepada dunia usaha.
"Namun KBI tetap optimis bahwa sektor perdagangan komoditas berjangka memiliki potensi untuk berkembang sangat baik. Bahkan tahun depan industri diyakini bakal tumbuh lebih baik seiring dengan kontrak di bursa yang semakin inovatif dan menarik bagi investor. Mesipun terganggu Covid-19, kami masih optimistis kinerja akan tumbuh positif di 2020," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News