kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

KISI AM Melihat Peluang Menjanjikan Berinvestasi Reksadana di Tahun 2024


Kamis, 21 Desember 2023 / 21:28 WIB
KISI AM Melihat Peluang Menjanjikan Berinvestasi Reksadana di Tahun 2024
ILUSTRASI. Pasar saham dan pasar surat utang bakal memberikan imbal hasil atau return positif sebagai aset dasar dari reksadana.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Peluang berinvestasi reksadana terbuka di tahun 2024. Potensi penurunan suku bunga dan iklim politik yang kondusif dapat mendukung imbal hasil reksadana yang lebih tinggi.

Direktur Investasi KISI Asset Management (KISI AM) Arfan Karniody berpendapat bahwa berinvestasi reksadana di tahun depan sangat menjanjikan. Dengan proyeksi pasar saham dan pasar surat utang bakal memberikan imbal hasil atau return positif sebagai aset dasar dari reksadana.

“Baik ekuitas dan pendapatan tetap, kami rasa masih akan memberikan return yang baik di tahun depan karena tingginya kemungkinan akan terjadinya pemotongan suku bunga,” imbuh Arfan kepada Kontan.co.id, Kamis (21/12).

Menurut Arfan, reksadana akan menjadi pilihan sebagai portofolio untuk kebutuhan diversifikasi, sehingga memperkecil risiko berinvestasi. Investor sangat disarankan untuk berinvestasi pada reksadana dengan time horizon jangka panjang. Namun, tentunya harus disesuaikan dengan profil risiko masing-masing investor.

Baca Juga: Dana Kelola Industri Reksadana Diprediksi Naik 15% Tahun Depan

Jika menginginkan produk reksadana saham, maka sebaiknya investor mencermati sektor-sektor pilihan yang diprediksi akan memiliki kinerja positif di tahun depan. Tahun 2024, KISI AM memprediksi saham sektor perbankan, bank digital, serta saham teknologi akan mendominasi di paruh pertama 2024.

“Jadi harus dicermati sektor-sektor apa saja yang akan menjadi pilihan dari reksadana saham tersebut,” imbuh Arfan.

Tak hanya saham, Arfan memandang bahwa reksadana pendapatan tetap (RDPT) dan reksadana pasar uang (RDPU) juga diprediksi memberikan imbal hasil cukup baik di tahun depan. Sedangkan, produk reksadana campuran harus didefinisikan terlebih dahulu, porsi lebih besar berada di pendapatan tetap atau ekuitas. Namun secara keseluruhan pasar obligasi dan saham diyakini akan memberikan kinerja positif.

KISI AM memproyeksi return yang berpotensi didapatkan dari reksadana saham sekitar 8%-12% di tahun 2024. Imbal hasil dari reksadana pendapatan tetap sekitar 6%-6.5%, sementara reksadana pasar uang diperkirakan memberikan return sebesar 4,75%-5,25%.

Arfan mengatakan, bagi investor yang baru ingin memulai investasi di reksadana, sebaiknya mengenali profil risiko dan tujuan keuangan yang ingin dicapai. Setelah mengetahui hal tersebut, maka bisa memulai untuk mencari Manajer Investasi (MI) dan reksadana yang dikelola.

“Nantinya reksadana yang dipilih dapat disesuaikan dengan profil risiko dan tujuan keuangan yang ingin dicapai. Investor disarankan memiliki reksadana sesuai dengan time horizon,” ujar dia

Baca Juga: Manajer Investasi Optimistis Dana Kelolaan Reksadana Tumbuh 15% Tahun Depan

Dengan risiko volatilitas tinggi, Arfan menyarankan produk reksadana saham lebih cocok untuk investor dengan profil risiko tinggi atau agresif. Bagi investor konservatif, lebih disarankan untuk masuk ke produk reksadana pasar uang karena memiliki kinerja yang relatif stabil dan imbal hasilnya di atas dari suku bunga tabungan dan deposito.

Sedangkan, bagi investor moderat lebih disarankan ke reksadana pendapatan tetap yang memiliki kinerja dengan sedikit volatilitas dan imbal hasil lebih tinggi dibandingkan reksadana pasar uang.

Arfan optimistis industri reksadana dapat lebih baik lagi di tahun depan salah satunya dengan pertumbuhan asset under management (AUM) alias dana kelolaan reksadana. Faktor penurunan suku bunga dan iklim politik yang kondusif diharapkan dapat menjadi katalis pendorong masuknya investor ke reksadana.

Mengutip data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Nilai Aktiva Bersih (NAB) ataupun dana kelolaan reksadana terpantau sebesar Rp 496,28 triliun per November 2023. Jumlah ini tergerus sekitar 3.20% dibandingkan posisi Januari 2023 sebesar Rp 512.707 triliun.

Baca Juga: Reksadana Campuran Berpotensi Lebih Baik di Tahun 2024

Arfan mengungkapkan, KISI AM sendiri turut berpandangan positif terhadap pertumbuhan AUM reksadana yang dikelola. KISI AM berdedikasi untuk memberikan layanan terbaik kepada para nasabah, sehingga telah menetapkan target pertumbuhan yang ambisius untuk tahun 2023.

“Dengan tekad kuat, KISI AM menargetkan pertumbuhan dana kelolaan sekitar Rp 1 triliun yang setara dengan sekitar 50% dari total aset di bawah pengelolaannya (AUM) pada akhir tahun 2023,” ujar Arfan.

Dia menjelaskan, proyeksi pertumbuhan dana kelolaan KISI AM bakal dipengaruhi oleh sejumlah faktor kunci. Kinerja yang konsisten dan positif dari portofolio reksadana yang dikelola bakal menjadi magnet bagi investor, sehingga memberikan keyakinan terhadap potensi imbal hasil yang optimal.

Selain itu, pemahaman mendalam terhadap dinamika kondisi global dan domestik memungkinkan KISI AM untuk merespons dengan bijak terhadap perubahan ekonomi dan pasar keuangan, yang bisa memperkuat posisi KISI AM di mata investor.

Adapun per tanggal 19 Desember 2023, dana kelolaan dari kelas aset reksadana pasar uang mendominasi total AUM KISI AM sekitar 42.20%. Disusul reksadana saham dengan porsi sekitar 14.40%, reksadana pendapatan tetap sekitar 9.64%, serta reksadana campuran 7.32%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×