Reporter: Nur Qolbi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. BNI Asset Management (BNI-AM) mencatatkan kenaikan unit penyertaan reksadana indeks meski terjadi gejolak di pasar saham pada tahun ini. Sejak awal tahun hingga akhir Oktober 2023, unit penyertaan reksadana indeks BNI-AM naik sebesar 25%.
Dana kelolaan alias asset under management (AUM) reksadana indeks BNI-AM juga mampu bertumbuh sebesar 9%. Kenaikan ini di antaranya disebabkan oleh adanya produk reksadana indeks baru, yaitu Reksa Dana BNI-AM IDX SHARIA GROWTH Kelas R1, BNI-AM PEFINDO I GRADE Kelas I1, dan BNI-AM SRI KEHATI Kelas I1.
Sebelumnya, BNI-AM sudah mempunyai reksadana indeks BNI-AM Indeks IDX30 (BNI30) dan BNI-AM IDX HIGH DIVIDEND 20 KELAS I1. Namun, saat ini reksadana indeks yang menjadi favorit adalah BNI-AM INDEKS IDX30, BNI AM IDX HIGH DIVIDEND 20, dan BNI-AM SRI KEHATI.
Direktur Investasi BNI Asset Management Putut Endro Andanawarih mengatakan, dari segi performa, kinerja positif didorong oleh sektor perbankan yang secara fundamental mencetak laba bersih yang tumbuh dengan kuat di tahun ini. Namun, kinerja positif ini terkoreksi akibat risiko pada pasar global.
Baca Juga: Sepanjang Oktober, Kinerja Reksadana Pasar Uang Paling Stabil
Risiko ini berupa inflasi yang memicu kenaikan suku bunga khususnya di Amerika Serikat (AS) dan menyebabkan kenaikan yield obligasi pemerintah AS.
"Kondisi ini memengaruhi dana asing sehingga menjadi keluar secara masif dari pasar saham Indonesia," kata Putut saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (6/11).
Tiga reksadana indeks favorit tersebut mencatatkan kinerja yang negatif sesuai kinerja indeksnya. Namun, kinerja reksadana indeks tersebut sedikit lebih baik dibanding indeks yang menjadi benchmark-nya.
Sebagai contoh, kinerja Reksa Dana Indeks BNI AM dalam setahun terakhir hingga 31 Oktober 2023 mencatatkan return -10,50%, sedangkan IDX30 yang menjadi benchmark -13,83%. Kemudian, Reksa Dana Indeks BNI AM – High Dividend 20 sejak terbit pada 13 Juni 2023 mencatatkan return -3,10%, sedangkan indeks benchmark-nya tercatat -4,79%.
Lalu, return Reksa Dana Indeks BNI AM – Sri kehati (total return) sejak 14 Juli 2023 tercatat -6,67%, sedangkan indeks yang benchmark -9,17%.
Putut menyampaikan, saham-saham dalam top holding reksadana indeks tersebut relatif memiliki kapitalisasi pasar dan likuiditas yang tinggi serta berfundamental baik. Sebut saja BBRI, BBCA, BMRI, TLKM, dan ASII.
Oleh sebab itu, menurutnya, koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terjadi belakangan ini dapat dimanfaatkan oleh investor untuk masuk ke saham-saham big cap yang diminati asing dan banyak terdapat dalam reksadana indeks yang dikelola BNI AM.
Baca Juga: Reksadana Pasar Uang Masih Catat Kinerja Positif, Ini Penopangnya
"Pasar saham diestimasi dapat kembali pulih, didukung makro ekonomi Indonesia yang resilient di tengah gejolak pasar akibat tingginya suku bunga," ucap Putut.
Indonesia juga masih menjadi negara dengan level rasio debt to equity yang relatif rendah. Selain itu, Indonesia diuntungkan pada kondisi suku bunga tinggi dengan risiko fiskal defisit yang masih terkendali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News