Reporter: Kenia Intan | Editor: Noverius Laoli
Sepengamatannya, beban-beban UNVR sebenarnya terlihat menipis. Akan tetapi penurunan ini belum mampu menyelamatkan kinerjanya. Ia mencontohkan, beban pemasaran dan penjualan sebenarnya sudah mampu ditekan, hanya saja rasio Advertising Promotion to Sales masih di kisaran 20%.
Ini mencerminkan efisiensi UNVR sudah mentok. Apabila beban pemasaran dan penjualan ditekan lagi, market share UNVR akan ikut menurun.
"Memang, bagi UNVR tahun ini bukan menjadi tahun yang baik. Penurunannya itu jauh lebih dalam dibandingkan perkiraan kami," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Kamis (22/7).
Baca Juga: Saham Sektor Konsumsi Non Primer Tertekan Ekonomi yang Masih Lesu
Sebenarnya, aktivitas perekonomian yang berjalan di atas ekspektasi bisa menjadi katalis positif UNVR untuk menopang kinerjanya. Akan tetapi, hal itu belum memungkinkan terjadi melihat tingginya kasus Covid-19 dan pembatasan mobilitas masyarakat yang diperpanjang.
Oleh karenanya, apabila ke depan kinerja UNVR meleset terlalu jauh dari ekspektasi, Nasrullah membuka kemungkinan melakukan revisi target. Akan tetapi untuk saat ini, ia masih mempertahankan rating Hold dengan target harga Rp 5.900 per saham. Adapun proyeksi pendapatannya tahun ini juga masih dipertahankan di Rp 44,6 triliun atau naik 3,9%. Sementara laba bersihnya di Rp 7,2 triliun atau naik 1%.
Selanjutnya: Lokasi Batam, Sunseap Singapura Akan Bangun Pembangkit Surya Apung Terbesar di Dunia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News