Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Dus, untuk jangka pendek Joey masih merekomendasikan hold untuk keempat kontraktor BUMN, karena sentimen jangka pendek masih akan kurang baik dari laporan keuangan kuartal III-2020 yang di bawah ekspektasi. Serta kenaikan angka kasus baru Covid-19 yang belum mereda di Jakarta.
"Juga delay dari tender proyek diakibatkan oleh pemilik proyek yang masih wait and see dan tidak maksimalnya progres pembangunan proyek berjalan karena pembatasan mobilitas pekerja dan protokol kesehatan yang ketat," jelas Joey.
Direktur Utama Wijaya Karya Agung Budi Waskito menjelaskan raihan kinerja WIKA saat ini mencerminkan kemampuan untuk tetap bekerja di tengah tantangan pandemi yang terjadi sejak awal tahun. Hingga September 2020, WIKA telah memperoleh kontrak baru sebesar Rp 6,84 triliun. Saat ini WIKA juga tengah mengikuti proses tender dengan total nilai sekitar Rp 20 triliun-Rp 23 triliun.
Baca Juga: Laba PTPP anjlok 95% jadi Rp 26,37 miliar hingga kuartal III
"Dengan demikian, kami yakin akan mampu memenuhi target kontrak baru pada tahun 2020 sebesar Rp 21,37 triliun dan jika ditambah dengan proyek yang sudah diraih, maka order book WIKA mencapai Rp 100 triliun yang bisa kita produksi hingga beberapa tahun mendatang," lanjut Agung.
Kemampuan WIKA untuk tumbuh didukung oleh kondisi keuangan yang sehat yang ditunjukkan oleh kas setara pada kuartal III-2020 berada pada posisi Rp 7,69 triliun, sementara gross gearing ratio berada pada level 1,41 kali dengan net gearing ratio pada level 0,94 kali dibandingkan dengan covenant bank berada pada level 2,5 kali.
Baca Juga: Emiten Mulai Bangkit dari Tekanan Covid-19
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News