kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja sektor perkebunan masih bisa tumbuh, ini penjelasan sejumlah analis


Senin, 07 September 2020 / 06:16 WIB
Kinerja sektor perkebunan masih bisa tumbuh, ini penjelasan sejumlah analis
ILUSTRASI. Ilustrasi saham CPO. KONTAN/Muradi/2016/07/21


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Yudho Winarto

Michael mengatakan ekspor ke UE yang menurun bisa tertutupi dengan permintaan dalam negeri yang terdongkrak pemakaian biodiesel.

Baca Juga: Perusahaan Wilmar Group lakukan konservasi burung pemangsa di Kalimantan

Meilki Darmawan, Analis NH Korindo Sekuritas mengatakan persoalan dengan UE berpotensi mempengaruhi harga saham CPO dalam jangka pendek. Namun, Meilki yakin gugatan tersebut tidak akan berpengaruh pada fundamental emiten.

"Operasional emiten hingga kuartal III-2020 terus mengalami peningkatan tidak mendapat gangguan dari sentimen tersebut, jadi untuk jangka panjang investor tidak perlu ragu tetap berinvestasi di saham sektor CPO," kata Meilki.

Sementara, target rata-rata harga CPO yang Meilki tetapkan di tahun ini sudah terlampaui. Sebelumnya, Meilki mengestimasikan harga rata-rata CPO di RM 2.320 per metrik ton. Sementara, secara year to date (ytd) harga rata-rata CPO sudah mencapai RM 2.430 per ton.

Meilki memproyeksikan rata-rata harga jual CPO berpotensi naik 10%-20% secara tahunan untuk masih-masing emiten sektor ini.  Alhasil, Meilki optimistis hingga kuartal III-2020 terlewati, emiten sektor perkebunan masih bisa catatkan kenaikan kinerja.

Namun, investor baiknya tetap waspada akan tantangan yang bisa saja hadir di kemudian hari, seperti dampak lanjutan dari pandemi. "Pertumbuhan permintaan CPO masih rentan selama pandemi dan pembalikan harga CPO harus diwaspadai," kata Michael. Selain itu, efek sisa elnino tahun lalu bisa mempengaruhi produksi ke depan.

Meilki menambahkan sentimen yang perlu investor perhatikan untuk sektor ini adalah potensi adanya peningkatan inventory dari Indonesia dan Malaysia di kuartal IV-2020. Jika peningkatan inventory terjadi maka harga CPO berpotensi stagnan.

Selain itu, investor juga harus memantau level impor CPO dari China dan India, karena konsumsi kedua negara tersebut bisa menjadi penentu harga CPO dunia.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×