kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja reksadana saham diproyeksikan baru bersinar pada kuartal keempat 2021


Selasa, 15 Juni 2021 / 18:37 WIB
Kinerja reksadana saham diproyeksikan baru bersinar pada kuartal keempat 2021
ILUSTRASI. Indeks reksadana saham Infovesta turun 7,05% sejak awal tahun hingga akhir Mei.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang tahun berjalan, reksadana saham rupanya masih kesulitan untuk membukukan kinerja yang baik. Hal ini tercermin dari kinerja Infovesta 90 Equity Fund Index yang turun 7,05% hingga akhir Mei.

Sepanjang bulan kemarin, dari segi dana kelolaan atau asset under management (AUM), reksadana saham juga turun. Merujuk data Infovesta Utama, AUM reksadana saham pada Mei menyusut 1,22% menjadi Rp 121,51 triliun diiringi dengan penurunan unit penyertaan sebesar 0,6%. 

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengungkapkan, melihat perkembangan di pasar saham saat ini, tak mengherankan indeks reksadana saham secara kinerja berada jauh di bawah IHSG. Adapun, IHSG sejak akhir tahun 2020 hingga akhir Mei tercatat hanya terkoreksi -0,53%. Namun, sepanjang Juni malah sudah tumbuh 2,38%

“Penguatan IHSG belakangan ini kan ditopang penguatan saham sektor teknologi yang naik signifikan. Namun, indeks yang likuid seperti LQ45 yang saham-sahamnya dijadikan portofolio reksadana saham, secara kinerja masih di bawah IHSG karena di dalamnya tidak terdapat saham dari sektor teknologi,” ujar Wawan kepada Kontan.co.id, Selasa (15/6).

Baca Juga: Euforia Saham Teknologi

Wawan menyebut, dengan kinerja saham-saham blue chips yang relatif tertahan, tak mengherankan pada akhirnya kinerja reksadana saham juga ikut tertahan. Apalagi, pada Mei kemarin IHSG sempat menguat dan membuat investor reksadana saham melakukan redeem bagi yang profit taking sehingga unit penyertaan dan dana kelolaannya tertekan.

Walau begitu, secara jangka panjang, dia meyakini prospek reksadana saham masih tetap menarik. Hanya saja, untuk jangka pendek, investor harus berhati-hati. Dalam seminggu terakhir, kasus Covid-19 sedang merangkak naik. Bila terus berlanjut, bukan tidak mungkin pengetatan pembatasan sosial akan dilakukan dan membuat output pemulihan ekonomi akan kembali turun lagi.

Wawan memproyeksikan, kinerja reksadana saham baru akan kembali bersinar ketika memasuki kuartal keempat 2021 dan tahun depan. Hal ini lantaran pemulihan ekonomi akan jauh lebih optimal, data ekonomi dalam negeri jauh lebih baik, serta ada momen seperti window dressing.

Baca Juga: OJK: Selain dari kredit, pasar saham berpotensi dorong pemulihan ekonomi

“Tetapi, ini semua harus dibarengi dengan penanganan dari sisi kesehatan yang optimal dan efektif. Kasus Covid-19 harus berhasil semakin diredam, proses vaksinasi harus jauh lebih masif guna semakin meningkatkan optimisme akan pemulihan ekonomi,” imbuh Wawan.

Secara umum, Wawan masih merekomendasikan bagi para investor untuk menambah porsi reksadana saham dalam keranjang investasinya. Hanya saja, harus dipastikan, investor tersebut memiliki time horizon yang relatif panjang.

Dengan kembali berhasilnya IHSG menembus level 6.000, Wawan pun masih optimistis IHSG pada akhir tahun nanti bisa berada di kisaran 6.500-6.600. Oleh karena itu, menurutnya, imbal hasil reksadana saham pada tahun ini akan berkisar 10%.

Baca Juga: Bursa Asia bergerak bervariasi hari ini (15/6), simak pemicunya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×