kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.922   8,00   0,05%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Kinerja Reksadana Saham dan Campuran Tergerus, Berikut Prospeknya


Kamis, 09 November 2023 / 05:45 WIB
Kinerja Reksadana Saham dan Campuran Tergerus, Berikut Prospeknya
ILUSTRASI. Reksadana.


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli

Lebih lanjut, anggaran dana Pemilihan Presiden, Pemilihan Legislatif, dan Pemilihan Kepala Daerah diproyeksikan akan mencapai Rp 109,1 triliun. Dengan anggaran itu pasti akan ada belanja barang dan jasa yang merata yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan konsumsi domestik. 

Selain itu, adanya proyeksi penurunan inflasi ke level 2,25% yoy pada 2024 dapat menjadi sentimen positif. Pasalnya, inflasi yang rendah dapat menekan beban biaya hidup masyarakat dan meningkatkan daya beli. Reza memprediksi, return reksadana saham di tahun 2024 berada di rentang 8%-12% dan reksasana campuran di 7%-10%.

CEO PT Pinnacle Persada Investama (Pinnacle Investment) Guntur Surya Putra menambahkan, potensi imbal hasil reksadana saham dan reksadana campuran selama setahun ke depan akan sangat tergantung pada perkembangan pasar serta faktor-faktor eksternal dan domestik. 

Baca Juga: Pangsa Pasar Syariah Ditargetkan Bisa Mencapai 50%

Mulai dari kondisi geopolitik, makroekonomi global, fundamental perekonomian, kondisi ekonomi domestik, kebijakan Bank Indonesia terkait suku bunga, serta perkembangan di sektor-sektor yang menjadi portofolio reksadana tersebut.

Selain itu, potensi kinerja akan cukup bervariasi tergantung dari strategi investasi yang diterapkan di masing-masing reksadana. Akan tetapi, secara jangka panjang dan secara keseluruhan, ekspektasi potensi imbal hasil di reksadana saham dan campuran seharusnya lebih tinggi dari risk free rate, high single digit.

Dalam kondisi pasar yang masih volatile, perlu banyak pertimbangan dalam alokasi di reksadana saham dan campuran.

"Salah satu pendekatan yang tepat adalah berinvestasi secara bertahap (dollar-cost averaging) dengan membeli saham atau unit reksadana secara berkala, bukan sekaligus," kata Guntur.

Baca Juga: Hasil Investasi BRI Life Tumbuh 58,7% per Agustus 2023

Menurutnya, cara ini dapat membantu merata-ratakan harga pembelian dan mengurangi risiko akibat volatilitas pasar. Strategi lainnya adalah dengan melakukan diversifikasi portofolio di beberapa kelas aset secara langsung untuk mengurangi risiko pada saat kondisi pasar sedang volatile.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×