kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Prospek Reksadana Saham Offshore Menarik, Ini Faktor Pendorongnya


Selasa, 12 September 2023 / 14:45 WIB
Prospek Reksadana Saham Offshore Menarik, Ini Faktor Pendorongnya
ILUSTRASI. reksadana saham offshore dengan exposure di kawasan Asia Pasifik memiliki potensi pertumbuhan yang menarik


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) menilai reksadana saham offshore dengan exposure di kawasan Asia Pasifik memiliki potensi pertumbuhan yang menarik. Hal tersebut seiring berlangsungnya pemulihan ekonomi di kawasan ini.

Senior Portfolio Manager, Equity MAMI Samuel Kesuma mengatakan, saat ini saham-saham di Asia Pasifik ex Jepang (kecuali Jepang) diperdagangkan dengan valuasi yang lebih menarik dibandingkan saham-saham di negara maju.

“Rasio PE (Price Earning) indeks MSCI Asia Pasifik ex Jepang lebih murah 20% dibandingkan kawasan negara maju,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (11/9).

Ia memaparkan, pemerintah China mengeluarkan enam kebijakan yang spesifik dan ditargetkan untuk tepat sasaran untuk mendorong pertumbuhan ekonominya. Apalagi setelah Morgan Stanley menurunkan peringkat saham-saham China karena masalah perlambatan ekonomi dan kegagalan sektoral.

Sementara itu, salah satu pasar terbesar di Asia lainnya, yaitu India telah memiliki agenda reformasi yang kohesif dan konsisten sejak tahun 2014. Formalisasi bisnis dan digitalisasi di India didukung oleh pasar domestik yang besar dan insentif reinvestasi dari pemerintah India mampu meningkatkan makroekonominya.

Baca Juga: Produk SBN atau Reksadana Pendapatan Tetap, Mana yang Lebih Cuan?

Chief Economist & Investment Strategist MAMI Katarina Setiawan menambahkan, Indonesia sendiri memiliki fundamental perekonomian yang kuat. Inflasi di Indonesia termasuk yang terendah diantara negara-negara berkembang.

Keuangan publik di Indonesia merupakan yang paling sehat di antara negara-negara berkembang lainnya. Ia melihat perbandingan antara utang swasta terhadap PDB baru mencapai 29%, sehingga masih ada peluang bagi sektor swasta untuk meningkatkannya.

“Perdagangan komoditas mengalami surplus seiring dengan persentase PDB yang telah melambat, namun angkanya tetap jauh lebih tinggi dibandingkan sebelum COVID,” ujar Katarina.

Untuk bisa memanfaatkan peluang pasar di kawasan Asia Pasifik ex Jepang, MAMI menilai investor dapat berinvestasi di reksadana saham offshore yang berfokus pada saham-saham di kawasan ini.

Samuel menyebut, salah satunya reksadana saham Manulife Saham Syariah Asia Pasifik Dollar AS yang portofolionya terdiri dari saham-saham perusahaan Asia berskala global. “Reksa dana ini memberikan imbal hasil sebesar 7,98% YTD berdasarkan fundfact sheet per akhir Juli 2023,” imbuh Samuel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×