kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Strategi Pengelolaam Aktif Jadi Resep Batavia AM Kelola Reksadana Saham


Kamis, 08 Juni 2023 / 21:28 WIB
Strategi Pengelolaam Aktif Jadi Resep Batavia AM Kelola Reksadana Saham
ILUSTRASI. Performa reksadana saham kurang memuaskan di sepanjang bulan Mei 2023.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen (BPAM) menjalankan strategi pengelolaan aktif sebagai resep dalam mengelola reksadana saham. BPAM merupakan salah satu Manajer Investasi (MI) yang mampu mencetak return tinggi dikala pasar saham dipenuhi gejolak.

Performa reksadana saham kurang memuaskan di sepanjang bulan Mei 2023. Tekanan itu tidak terlepas dari kondisi pasar saham yang tengah bergejolak akibat sentimen global.

Mengutip data Infovesta Kapital Advisori, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebagai underlying asset reksadana saham tertekan hingga 4.08% Month on Month (MoM) di bulan Mei 2023. Sejalan dengan koreksi IHSG, kinerja reksadana saham yang tercermin dari Infovesta Equity Fund Index terkoreksi 1,49% MoM di bulan Mei 2023.

Kendati IHSG dalam tekanan, beberapa MI masih berhasil mengelola portofolio dengan cermat. Misalnya Batavia AM dengan produk unggulan pada kelas aset saham yaitu Batavia Saham Bertumbuh mampu catatkan return positif sebesar 1,68% MoM di Mei 2023.

Baca Juga: Eastspring Indonesia akan Menjual 8 Reksadana Lewat Trust Sekuritas

Selain Batavia Saham Bertumbuh, produk reksadana saham lainnya kelolaan Batavia AM diantaranya Batavia Saham ESG Impact, Batavia Disruptive Equity serta Batavia Dana Saham Optimal kompak masih cetak return positif.

Direktur Batavia Prosperindo Aset Manajemen Eri Kusnadi mengatakan, pihaknya selalu menerapkan strategi pengelolaan aktif dalam mengelola produk reksadana saham. Tim riset internal melakukan analisis fundamental.

“Dari waktu ke waktu, kami aktif memantau dan menganalisis informasi informasi terkini perusahaan serta sentimen pasar yang ada,” kata Eri saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (8/6).

Dalam Fund Fact Sheet (FFS) Batavia Saham Bertumbuh, portofolio diisi saham-saham seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) hingga PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).

Eri menyebutkan, secara garis besar telekomunikasi dan perbankan dengan kapitalisasi besar (big banks) masih jadi sektor pilihan utama reksadana saham Batavia AM. Pemilihan spesifik saham melalui analisis fundamental dan mencermati sentimen yang ada di kedua sektor tersebut.

Diluar sektor telekomunikasi dan perbankan, Batavia AM juga melakukan bottom up selection saham-saham dengan cerita sekular yang menarik untuk dijadikan portofolio misalnya tema kesehatan. Strategi tersebut tentunya diharapkan juga bisa mendapatkan Alpha dalam berinvestasi.

Seperti yang telah disampaikan, Batavia AM melakukan analisis yang mengikuti dinamika pasar. Pada awal tahun ini misalnya portofolio reksadana saham Batavia AM diolah kembali yakni menurunkan sektor batubara dan menaikkan sektor konsumer. Tetapi strategi dilakukan lebih bottom up, bukan secara overweight besar-besaran.

Eri bilang, sementara ini sektor telekomunikasi dan big banks masih akan menjadi top down selection Batavia AM. Outlook kinerja sektor perbankan dan telekomunikasi dianggap cukup baik tahun ini.

“Tentunya, bottom up selection bisa sama atau berubah dari waktu ke waktu,” ujar Eri.

Eri melihat, Produk Domestik Bruto (PDB) dan laba perusahaan Indonesia pada kuartal I-2023 tumbuh selaras. Ini membuktikan bahwa pasar saham tanah air sebenarnya tidak dapat diragukan lagi.

Hanya saja, sentimen dalam jangka pendek sangat mempengaruhi pasar saham saat ini. Dari eksternal, Developed Market berpotensi memicu risiko yang membuat Emerging Market seperti Indonesia lebih menahan diri.

Menurut Eri, ada kemungkinan investor lebih memilih investasi easy money seperti saham sektor teknologi di Amerika Serikat (AS) untuk saat ini. Biasanya, sentimen pasar AS dan Indonesia selaras meskipun beda secara volume.

Saat ini pasar meyakini ekonomi akan soft landing atau mendarat mulus tanpa hambatan. Tetapi masih belum bisa dipastikan juga karena keputusan suku bunga The Fed pada pertemuan FOMC bulan Juli, belum terlihat jelas.

Saham dianggap masih cukup menarik dan prospektif untuk jangka menengah panjang. Namun, dalam jangka pendek kelihatannya masih akan bergerak volatil.

“Pasar saham di semester kedua 2023 seharusnya akan lebih jelas arahnya, terutama dari faktor global. Kalau faktor domestik sebenarnya sudah sangat mendukung sejauh ini,” imbuh Eri.

Baca Juga: Ini Sektor Pilihan Trimegah AM dalam Mengelola Reksadana Saham Saat Pasar Koreksi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×