kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap Diproyeksi Tumbuh Positif, Cermati Sentimennya


Senin, 08 Juli 2024 / 21:06 WIB
Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap Diproyeksi Tumbuh Positif, Cermati Sentimennya
ILUSTRASI. Reksadana. Indeks reksadana pendapatan tetap catatkan imbal hasil 0,94% year to date (ytd) hingga Mei 2024.


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja reksadana pendapatan tetap semakin positif di sepanjang tahun 2024. Berdasarkan data Infovesta, indeks reksadana pendapatan tetap catatkan imbal hasil 0,94% year to date (ytd) hingga Mei 2024. Sedangkan secara bulanan atau Month of Month (MoM) juga naik 0,11%.

Terlebih, kinerja reksadana pendapatan tetap telah teruji sejak tahun lalu. Berdasarkan riset Infovesta, indeks yang mengukur kinerja reksadana pendapatan tetap mencatatkan imbal hasil tertinggi sebesar 4,73% selama tahun 2023. 

Direktur Batavia Prosperindo Aset Manajemen (BPAM) Eri Kusnadi memperkirakan bahwa kinerja reksadana pendapatan tetap masih cukup menarik di semester II-2024. Pasalnya, pergeseran yield naik sudah selesai di awal tahun, sehingga ke depannya investor bisa menantikan penurunan suku bunga.

Baca Juga: Sejumlah Dapen Terapkan Berbagai Strategi Guna Pertahankan Keberlanjutan Perusahaan

Menurut Eri, prospek reksadana pendapatan tetap di tahun ini akan tergantung pada dinamika suku bunga, kondisi ekonomi global dan domestik, serta preferensi risiko investor. Untuk itu, dia menilai bahwa investasi dalam reksadana pendapatan tetap sebaiknya memperhatikan kondisi ekonomi global.

Selain itu, dia mengatakan bahwa kondisi ekonomi global di tahun ini perlu diwaspadai karena beberapa instrumen investasi seperti obligasi cukup mengalami tekanan akibat kondisi ekonomi Amerika Serikat (AS) yang cukup kuat dan mengakibatkan terjadinya foreign outflow. 

"Kondisi arus keluar tersebut dikhawatirkan dapat mengakibatkan terjadinya volatilitas terhadap instrumen obligasi," kata Eri kepada Kontan.co.id, Senin (8/7).

Kendati demikian, Eri menurutkan reksadana pendapatan tetap masih cukup diminati karena meskipun returnnya lebih rendah dibandingkan dengan reksadana saham, namun kelas aset ini tetap relevan untuk diversifikasi portofolio dan perlindungan nilai investasi dalam kondisi tertentu.

Baca Juga: Pilih-Pilih Produk Investasi di Perbankan Saat Bunga Tinggi, Mana Paling Menarik?

“Kami akan menjaga stabilitas performa fund dengan menjaga durasi di level mid-low untuk meminimalisir risiko,” kata Eri.

Selaras dengan hal ini, Chief Executive Officer (CEO) Pinnacle Investment, Guntur Putra mengatakan bahwa secara keseluruhan prospek reksadana pendapatan tetap masih cukup menarik di semester II-2024, terutama dengan higher yield environment yang tetep bertahan lama dari yang diharapkan dan potensi pendapatan yang stabil di tengah penurunan suku bunga acuan.

"Meskipun penurunan suku bunga dapat mempengaruhi hasil investasi reksadana pendapatan tetap, manajer investasi biasanya akan berupaya mengelola portofolio untuk memaksimalkan return dan memitigasi risiko," kata Guntur kepada Kontan.co.id, Senin (8/7).

Guntur menyebutkan, AUM reksadana pendapatan tetap di Pinnacle Investment sendiri naik 10% secara ytd, atau sebesar Rp 843 miliar, dari sebelumnya yang hanya sebesar Rp 773 miliar ytd.

Baca Juga: Kinerja Reksadana Berpotensi Terangkat di Semester II

Lebih lanjut, Guntur menilai, saat ada pemangkasan suku bunga maka obligasi tenor pendek akan mendapatkan dampak terlebih dahulu dengan kenaikan harga dan yield bakal turun. Sehingga investor bisa memanfaatkan untuk berinvestasi pada produk reksadana pendapatan tetap. 

Dia mengungkapkan bahwa dalam pengelolaan reksadana pendapatan tetap, pihaknya masih akan menerapkan manajemen aktif. Strategi tersebut memilih tenor dan seri yang memiliki imbal hasil dan nilai yang relatif menarik, sehingga dapat memberikan kinerja optimal untuk investor.

Sementara itu, Development Division HPAM Reza Fahmi juga memproyeksi bahwa kinerja reksadana pendapatan tetap ke depannya masih akan tumbuh positif. Pasalnya, The Fed masih berpotensi untuk menurunkan tingkat suku bunga acuannya, paling tidak satu kali dalam tahun ini sebesar 25 bps.

"Kemudian, apabila Bank Indonesia berhasil mempertahankan kestabilan rupiah hingga akhir tahun, maka reksadana pendapatan tetap akan kembali berpotensi memberikan return yang baik," kata Reza kepada Kontan.co,id, Senin (8/7).

Baca Juga: Kinerja Reksadana Berpotensi Terangkat di Semester II

Reza memproyeksi, target return untuk reksadana pendapatan tetap hingga akhir tahun 2024, sebesar 6,50% - 7,25%.

Dengan begitu, Reza mengatakan bahwa sentimen dan dampak adanya penurunan suku bunga acuan dapat mendukung kinerja reksadana pendapatan tetap karena harga obligasi cenderung naik ketika suku bunga turun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×