kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   0,00   0,00%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Kinerja reksadana pendapatan tetap bisa naik


Jumat, 21 Juli 2017 / 19:50 WIB
Kinerja reksadana pendapatan tetap bisa naik


Reporter: Klaudia Molasiarani | Editor: Markus Sumartomjon

JAKARTA. Perusahaan manajemen investasi tengah memanfaatkan momentum pasar yang masih dalam tren positif, khususnya pendapatan tetap.

PT Bahana TCW Investment Management, salah satu contohnya. Dalam waktu dekat, perusahaan manajemen investasi pelat merah ini siap merilis produk baru bertajuk Reksadana Bahana Pendapatan Tetap Reguler.

Kondisi pasar saat ini pun dinilai sangat mendukung prospek reksadana pendapatan tetap ke depan. Pasalnya, Beben Feri Wibowo, Senior Research Analyst Pasardana menjelaskan, momentum pasar yang masih dalam tren positif, dan kondisi fundamental ekonomi dalam negeri yang relatif stabil membuat produk pendapatan tetap menarik untuk jadi instrumen investasi di kalangan institusi.

Selain itu, stabilnya nilai tukar rupiah, inflasi yang terkendali, dan kebijakan pemerintah yang cenderung konservatif didukung oleh cadangan devisa yang meningkat, dinilai mampu menjaga kondisi fundamental ekonomi dari sisi nilai tukar rupiah. Apalagi, pemerintah, melalui peraturan OJK mewajibkan pemenuhan porsi Industri Keuangan Non Bank (IKNB) di Surat Berharga Negara (SBN) melalui produk reksadana berbasis SBN atau SUN.

Mengacu data Pasardana Fixed Income Fund Index, sepanjang paruh pertama tahun ini, rata-rata kinerja reksadana pendapatan tetap berada di posisi 4,97%. "Hingga akhir tahun, prediksi rata-rata kinerja reksa dana pendapatan tetap kisaran 6,5% hingga 7,5%," ujar Beben.

Hanya saja, pelaku pasar tetap harus mewaspadai kenaikkan suku bunga The Fed yang akan terjadi satu kali lagi tahun ini. "Tantangan masih tetap datang dari global seperti contohnya kebijakan normalisasi suku bunga acuan The Fed ke-3 dan efek Trump,"imbuhnya.

Soni pun mengamini hal tersebut. Efek The Fed bakal menjadi perhatian para pelaku pasar. Tidak hanya kenaikkan tingkat suku bunga, rencana The Fed untuk mengurangi likuiditas akan memberi dampak pada kinerja reksadana pendapatan tetap ke depan. Selain itu, penguatan mata uang Euro yang berlebihan terhadap US Dollar dan inflasi domestik yang mulai naik juga harus diantisipasi.

Sementara itu, dari sisi pertumbuhan ekonomi dalam negeri, kata Beben, pemerintah bakal mengusahakan pertumbuhan bertahan di angka 5% meski sempat ada wacana penghematan anggaran untuk proyek non prioritas dengan tujuan menjaga defisit anggaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×