Reporter: Nadya Zahira | Editor: Noverius Laoli
Lebih lanjut, Hanif menyebutkan bahwa STAR AM menargetkan untuk menambah total dana kelolaan (AUM) sebesar Rp 7 triliun pada 2024. Dengan begitu, diperkirakan, total dana kelolaan STAR akan meningkat dari Rp 16 triliun menjadi Rp 23 triliun.
Hanif mengatakan, strategi utama untuk mencapai target ini meliputi optimasi pemasaran digital, peningkatan penjualan langsung ke institusi dan perusahaan, intensifikasi kerja sama dengan agen penjual reksadana, serta peluncuran produk reksadana online.
"Kami optimis dapat mencapai target pertumbuhan AUM kami, berkat strategi pemasaran yang komprehensif dan berfokus pada kebutuhan investor kami,” kata Hanif.
Asal tau saja, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), NAB reksadana terus mengalami penurunan sejak tahun 2021. Pada 2022, NAB turun 12,40% menjadi Rp 508,18 triliun dan di 2023 turun 0,63% menjadi Rp 504,94 triliun. Tahun ini, hingga Mei 2024, penurunan sudah mencapai 3,72% menjadi menjadi Rp 485,77 triliun.
Baca Juga: Strategi HPAM Menghasilkan Dua Produk Reksadana Saham Syariah Dengan Return Tertinggi
Begitu juga dengan dana kelolaan atau asset under management (AUM). Data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), pada tahun 2021 menyebut total AUM industri sebesar Rp 826,70 triliun.
Pada tahun 2022, nilai AUM turun 3,56% secara tahunan (YoY) menjadi 797,31 triliun, dan pada tahun 2023 kembali terkoreksi 0,44% YoY menjadi Rp 793,78 triliun. Sepanjang tahun berjalan ini KSEI mencatat penurunan AUM sebesar 0,64% menjadi Rp 788,69 triliun hingga Mei 2024.
Di sisi lain,di tengah penurunan NAB dan AUM, KSEI mencatat jumlah investor reksadana justru bertumbuh secara konsisten. Jumlah investor per Mei 2024 sebanyak 12,17 juta dari posisi 2021 yang hanya 6,84 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News