Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah tertekannya kinerja reksadana saham, produk reksadana saham syariah Henan Putihrai Asset Management (HPAM) mencetak kinerja apik sepanjang semester I 2024.
HPAM Syariah Ekuitas mencatatkan return 25,52% sejak awal tahun (YtD). Lalu, HPAM Ekuitas Syariah Berkah mencetak return 16,18% YtD.
Sementara berdasarkan data Infovesta, kinerja reksadana saham tercatat -7,58% YtD hingga Juni 2024. Sementara, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga tercatat -2,88% YtD.
Senior Vice President, Head of Retail, Product Research & Distribution Division HPAM Reza Fahmi Riawan mengatakan, kedua produk tersebut mampu mencetak imbal hasil positif karena strategi investasi yang cermat, cepat tanggap, dan fokus pada fundamental kuat dengan berbasis pada pertumbuhan jangka panjang.
Baca Juga: Reksadana Saham Syariah Hasilkan Kinerja Positif, Begini Jurus Bahana TCW
Dia menyebut menerapkan strategi long-bias serta diversifikasi yang optimal, termasuk seleksi saham yang ketat dan manajemen risiko yang efektif.
"Selain itu, reksadana saham syariah tidak terpengaruh oleh saham-saham perbankan konvensional yang sering kali lebih volatile. Ini memberikan stabilitas yang lebih baik dan kinerja yang lebih konsisten dibandingkan reksadana saham pada umumnya," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (3/7).
Berdasarkan factsheet perusahaan, kedua produk tersebut berisikan saham dari sektor-sektor energi, perbankan syariah, consumer cyclical, dan industri. Ke depan, dia meyakini sektor tersebut memiliki prospek positif.
Baca Juga: Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap Diproyeksi Tumbuh Positif, Cermati Sentimennya
Sektor energi diuntungkan oleh harga komoditas yang stabil dan permintaan yang terus meningkat. Perbankan syariah memiliki potensi pertumbuhan yang baik dengan dukungan regulasi yang mendukung dan permintaan produk syariah yang meningkat.
Lalu, consumer cyclical diharapkan pulih seiring dengan peningkatan daya beli masyarakat. Kemudian, sektor industri juga diperkirakan akan tumbuh seiring dengan peningkatan investasi dan produksi.
"Katalis yang akan mempengaruhi sektor-sektor ini antara lain stabilitas ekonomi global, kebijakan pemerintah, dan tren pasar domestik," pungkas Reza.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News