Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja positif PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) diperkirakan berlanjut di 2025. Segmen Financial Technology (fintech) kemungkinan akan menjadi salah satu pendorongnya.
Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo menyebutkan, kinerja GOTO masih bisa tumbuh kedepannya. Hal ini didorong juga dari bisnis lending GOTO yang menjanjikan dan bisa menjadi motor pertumbuhan maupun profitabilitas yang lebih sustainable.
"Bisnis pinjaman tumbuh pesat dengan rasio NPL yang stabil rendah, bahkan di bawah rata-rata industri fintech maupun perbankan," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (25/3).
Oleh sebab itu, Aziz menilai jika tren itu dapat dipertahankan maka sangat memungkinkan untuk GOTO melanjutkan tren pertumbuhan yang positif.
Hal itu juga tercermin dari perbaikan EBITDA yang disesuaikan dan bottom line GOTO, didukung strategi yang tepat dalam menciptakan sinergi antar unit bisnis.
Baca Juga: Maybank Sekuritas Indonesia Kerek Naik Target Harga GOTO, Ini Alasannya
Research Analyst Deutsche Bank Peter Miliken memaparkan, hasil kuartal IV menunjukan EBITDA yang disesuaikan secara pro-forma tetap positif, dengan keuntungan sebesar Rp 399 miliar. Angka itu naik hampir tiga kali lipat dari kuartal III dan peningkatan yang solid dari Rp 77 miliar pada kuartal IV 2023.
Perkembangan penting lainnya, rekanan yang beralih ke profitabilitas karena lini tersebut telah merugi Rp 1 triliun per kuartal setelah merger TikTok. Namun kuartal IV 2024 menghasilkan keuntungan kecil setelah kenaikan tingkat take rate bulan September dan pasar e-commerce yang secara umum lebih baik di negara ini.
Peter melihat, GOTO saat ini berada dalam posisi yang kuat dibandingkan dengan posisi tertekan secara finansial setahun yang lalu.
"Kami percaya pasar akan menyadari hal ini pada tahun 2025 dan dengan demikian mengharapkan peningkatan peringkat yang substansial," terangnya.
Tahun ini, manajemen GOTO menargetkan EBITDA yang disesuaikan pada rentang Rp 1,4 triliun - Rp 1,6 triliun. Peter menilai target tersebut cukup konservatif, mengingat kuartal IV telah mencapai target tersebut.
Karenanya, Deutsche Bank menaikan estimasi pendapatan GOTO untuk tahun 2026 sebesar lima kali lipat menjadi Rp 1 triliun.
Dengan begitu, Peter mengerek naik target harga GOTO menjadi Rp 115 dari Rp 85 dengan memberikan rating buy. Adapun Aziz memberikan rating hold dengan target harga Rp 90, mengingat masih ada risiko dari kondisi makro.
Selanjutnya: IHSG Diprediksi Menguat pada Perdagangan Rabu (26/3), Simak Sentimen Pendorongnya
Menarik Dibaca: Tes Kesehatan Otak Mudah dengan Aplikasi BrainEye
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News