kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Kinerja moncer, SMMT tetap tahan tak bagi dividen


Senin, 03 Juni 2013 / 21:07 WIB
ILUSTRASI. Rekomendasi Macam-Macam Tanaman Air untuk Aquascape Pemula


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Meski kinerjanya lebih oke jika dibanding ketika masih memiliki inti bisnis peritel makanan, tapi PT Golden Energy Tbk (SMMT) belum berniat membagikan dividen untuk tahun buku 2012. Manajemen beralasan, langkah ini diambil lantaran SMMT masih ingin fokus untuk pengembangan usaha.

Sekadar informasi, sepanjang 2012 lalu SMMT membukukan laba bersih Rp 24 miliar, naik 151% dibanding periode sebelumnya, Rp 9,54 miliar. Kenaikan pendapatan yang moncer ini turut mengerek kenaikan laba bersih sekitar 88% menjadi Rp 14,3 miliar dari sebelumnya Rp 7,6 miliar.

"Kinerja kami memang naik jika dibanding emiten batubara lain. Tapi, kami fokus ekspansi makanya perusahaan tak agendakan dividen," jelas Hendra Surya, Direktur Utama SMMT, Senin (3/5).

Nah, keseriusan SMMT untuk berekspansi itu dilihat dari persiapan belanja modal atau capital expenditure (capex) SMMT untuk lima tahun ke depan. Dalam jangka waktu tersebut, manajemen menganggarkan belanja modal US$ 42 juta. Adapun sumber pendanaan capex ini berasal dari pinjaman bank senilai US$ 30 juta dan kas internal sekitar US$ 11 juta - US$ 12 juta.

Hendra menjelaskan, capex ini nantinya bakal disuntikkan untuk kebutuhan kegiatan tambang anak usahanya, PT Triaryani. Beberapa ekspansi yang menjadi fokus perusahaan adalah akuisisi lahan, pembangunan dan infrastruktur jalan dan tambang, jembatan dari lokasi tambang menuju pelabuhan. Namun, capex yang diserap masih terbilang sedikit, hanya sekitar US$ 2 juta.

"Soalnya, Triaryani baru saja beroperasi. Dengan segala pengembangan yang kami lakukan, anak usaha kami ini ditargetkan memiliki kapasitas produksi 5,5 juta ton per tahun dalam kurun waktu empat tahun ke depan," pungkas Hendra.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×