kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja Melesat, Emiten Penunjang Tambang Kecipratan Berkah Harga Batubara


Minggu, 06 November 2022 / 19:42 WIB
Kinerja Melesat, Emiten Penunjang Tambang Kecipratan Berkah Harga Batubara


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara yang solid turut mengangkat kinerja emiten yang berkaitan dengan tambang batubara, baik penyedia alat berat, jasa kontraktor tambang, maupun emiten penyedia jasa angkut hasil tambang.

Salah satunya yakni PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID). Per kuartal III-2022, DOID berhasil mencetak laba bersih senilai US$ 20,58 juta. Kondisi ini berbanding terbalik dari bottom line perusahaan di periode yang sama tahun lalu, dimana DOID menderita kerugian US$ 16,10 juta.

Kenaikan laba bersih ini sejalan dengan kenaikan pendapatan DOID, dimana DOID membukukan pendapatan senilai US$ 1,15 miliar atau naik 92,7% dari pendapatan di periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 596,74 juta.

Kenaikan kinerja DOID tidak terlepas dari kenaikan kinerja operasionalnya. Melansir laporan bulanan, anak usaha DOID, yakni PT Bukit Makmur Mandiri Utama (Buma) mencatatkan volume pengupasan lapisan penutup mencapai 410,7 juta bank cubic meter  (bcm) sepanjang sembilan bulan pertama 2022, meningkat 77% secara YoY. Sedangkan produksi batubara meningkat 64% YoY menjadi 63,6 juta ton.

Baca Juga: Kinerja IDX Growth30 Kurang Moncer Dibanding Dua Indeks Lain, Begini Saran Analis

“Tahun ini, kami mengharapkan peningkatan bertahap volume tambahan dari dua kontrak baru yang diperoleh pada tahun 2021 dan kontrak baru serta perpanjangan kontrak dari operasi kami di Australia,” tulis manajemen DOID.

PT Dana Brata Luhur Tbk (TEBE) juga mengambil momentum dari kenaikan harga batubara. TEBE menargetkan pendapatan menyentuh angka Rp 700 miliar tahun ini, dengan laba bersih sekitar Rp 300 miliar.

Target itu naik dari target yang dipasang sebelumnya, dimana TEBE menargetkan pendapatan bisa menembus Rp 500 miliar dengan target laba sekitar 40% dari proyeksi pendapatan tahun ini alias Rp 200 miliar.

Revisi naik ini tidak terlepas dari harga batubara yang solid.  Direktur Dana Brata Luhur, Hendy Narindra Dewantoro memprediksi tren harga batubara dan kebutuhan batubara akan tetap tinggi di akhir tahun ini dan tahun 2023 mendatang.

Menurut Hendy, solidnya harga batubara dikarenakan perang antara Rusia-Ukraina yang masih berlanjut. Oleh Karena itu, TEBE memanfaatkan momentum ini dengan memaksimalkan kapasitas dan fasilitas jasa penunjang batubara.

“Salah satunya dengan penambahan conveyor line 4 dan fasilitas penunjang lainnya,” terang Hendy, Minggu (6/11).

Baca Juga: Dana Brata Luhur (TEBE) Targetkan Pendapatan Rp 700 Miliar hingga Akhir Tahun

Dengan terpasangnya conveyor baru di line 4 pelabuhan TEBE, diharapkan throughput batubara akan bertambah sampai dengan akhir tahun 2022 ini menjadi 10,6 juta metrik ton (MT). TEBE juga akan merevisi kapasitas terpasang pelabuhan menjadi 19 juta MT per tahun dan target volume di tahun 2023 ditargetkan menjadi 15 juta MT.

TEBE mencatatkan laba bersih senilai Rp 224,58 miliar per akhir September 2022. Jumlah ini melesat 111,5% dari laba bersih yang direalisasikan TEBE pada periode yang sama tahun lalu, yakni sebesar Rp 106,15 miliar

Kenaikan laba bersih ini diikuti oleh kenaikan pendapatan TEBE. Emiten yang bergerak di bidang jasa pengangkutan hasil tambang ini membukukan pendapatan senilai Rp 525,99 miliar, naik 81,8% dari pendapatan per September 2021 yang hanya Rp 289,35 miliar.

PT United Tractors Tbk (UNTR) juga mengalap berkah dari kenaikan harga batubara. Per kuartal III-2022, emiten penjual alat berat Komatsu ini membukukan pendapatan bersih konsolidasian sebesar Rp 91,5 triliun atau meningkat sebesar 58% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021.

Lini bisnis utama UNTR, yakni mesin konstruksi, tercatat melesat pesat. Sampai dengan September 2022, volume penjualan alat berat Komatsu tercatat mencapai 4.534 unit atau naik 107% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 2.194 unit.

Peningkatan penjualan alat berat didorong oleh peningkatan permintaan dari semua sektor utama pengguna alat berat, salah satunya pertambangan. Sebanyak 61% penjualan alat berat UNTR diserap sektor ini. Secara keseluruhan, pendapatan unit usaha mesin konstruksi naik sebesar 74% menjadi Rp 27,4 triliun.

 

Unit usaha UNTR di bidang kontraktor penambangan juga tumbuh subur. Bisnis kontraktor tambang yang dijalankan oleh PT Pamapersada Nusantara (Pama) membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 33,2 triliun. Jumlah ini naik sebesar 37% dibandingkan periode yang sama tahun 2021.

Pun demikian dengan unit usaha pertambangan batubara yang dijalankan oleh Tuah Turangga Agung (TTA). Per kuartal ketiga 2022, TTA membukukan pendapatan Rp 24,4 triliun, meningkat sebesar 138% dibandingkan periode yang sama di tahun 2021. “Ini didorong dengan meningkatnya rata-rata harga jual batubara,” terang Sekretaris Perusahaan UNTR Sara K. Loebis.

Secara konsolidasi, UNTR mengempit laba bersih sebesar Rp 15,9 triliun, meningkat sebesar 103% secara year-on-year (YoY).

Analis Ciptadana Sekuritas Asia Arief Budiman merekomendasikan beli saham UNTR dengan target harga Rp 39.500 per saham.

Rekomendasi tersebut dengan menimbang momentum potensi pertumbuhan laba bersih UNTR yang solid serta dan potensi adanya aksi merger dan akuisisi, didukung oleh posisi kas bersih senilai US$ 2,2 miliar.

Potensi UNTR untuk meraih laba bersih tertinggi sepanjang masa pada tahun ini ditranslasikan menjadi dividend yield sebesar 6,8% untuk tahun depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×