Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Melemahnya harga komoditas utama PT Mayora Indah Tbk (MYOR) yaitu gandum dan gula diprediksi tidak signifikan menaikkan harga bahan baku.
Research Analyst Henan Putihrai Sekuritas Janice Kohar mengatakan meskipun terjadi pasokan berlebih (oversupply) ia menilai pelemahan harga masih akan terbatas karena adanya sentimen geopolitik.
"Meskipun terjadi oversupply, kami memandang pelemahan harga akan terbatas karena adanya sentimen geopolitik di Timur Tengah dan serangan Laut Merah, yang berpeluang mendorong kenaikan harga bahan baku seperti gandum," kata Janice kepada Kontan.co.id, Senin (5/2).
Selain itu, bantuan sosial yang tengah gencar diguyur oleh pemerintah bisa memberi katalis positif, sebab bisa menopang daya beli masyarakat.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham dari IPOT Jelang Hari Pemilu
"Pemerintah mengumumkan program bantuan sosial pada kuartal I-2024, termasuk Program Keluarga Harapan, Kartu Sembako, BLT Dana Desa, Kartu Prakerja, Program Indonesia Pintar dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) dengan total anggaran Rp 81,2 triliun atau naik 12% secara tahunan," lanjut Janice.
Inflasi yang rendah pada Desember 2023 juga memberikan dukungan terhadap daya beli. Terlihat dari Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 0,41% secara bulanan dan inflasi 2023 sebesar 2,61% secara tahunan.
Dalam riset 31 Januari 2024, Analis Ciptadana Sekuritas Asia Putu Chantika Putri memprediksi bahwa penjualan MYOR pada kuartal IV-2023 akan menghasilkan pertumbuhan yang positif.
Per 30 September 2023, Mayora Indah mencatat laba bersih Rp 2,02 triliun. Angka ini naik 87% dari periode yang sama tahun lalu senilai Rp 1,08 triliun. Adapun Putu memprediksi laba bersih MYOR pada setahun penuh 2023 akan mencapai Rp 2,7 triliun hingga Rp 2,9 triliun.
"Manajemen juga menunjukkan sikap optimistis terhadap kinerjanya di setahun penuh 2024 ini dengan menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 10% secara year on year (YoY)," kata Putu, Rabu (31/1).
Putu mengindikasikan bahwa komoditas utama Mayora Indah, seperti gandum dan gula sedang menunjukkan tren penurunan karena pasokan yang berlebih. Namun, ia juga mencatat adanya potensi kenaikan harga gandum yang disebabkan oleh geopolitik di Timur Tengah dan di Laut Merah.
"Lalu terdapat pula kenaikan harga kopi dan kakao yang disebabkan oleh kekhawatiran terhadap cuaca El-Nino yang dapat melemahkan produksi global," katanya.
Baca Juga: Menguat Sejak Awal Tahun, Intip Rekomendasi Saham Amman Mineral (AMMN)
Meskipun harga komoditas selektif meningkat secara year to date (YTD), Putu masih memperkirakan adanya sedikit peningkatan pada margin kotor menjadi 26,9% pada setahun penuh 2024, karena situasi harga yang lebih tinggi itu nampaknya hanya bersifat sementara.
Sementara itu, produk baru terbaru yang diluncurkan MYOR seperti Dark Wonder dan Roma Lavita menjadi salah satu daya tarik yang positif, meskipun ketersediaan produknya masih terbatas.
Alhasil, Putu masih merekomendasikan buy pada saham MYOR dengan target harga Rp 3.300 per saham, ia menilai prospek MYOR akan membaik pada setahun penuh 2024 ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News