kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja Matahari Departemen Store (LPPF) belum sesuai harapan, ini rekomendasi analis


Senin, 05 Agustus 2019 / 23:23 WIB
Kinerja Matahari Departemen Store (LPPF) belum sesuai harapan, ini rekomendasi analis


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja perusahaan belum sesuai harapan, saham PT Matahari Departemen Store Tbk (LPPF, anggota indeks Kompas100) disarankan untuk tahan atau hold

Berdasarkan laporan keuangan, pendapatan bersih yang berhasil diraup perseroan di kuartal II-2019 naik 0,6% yoy menjadi Rp 5,95 triliun.  

Baca Juga: Ekspansif, Sarana Menara Nusantara (TOWR) targetkan realisasi capex Rp 3,5 triliun

Sayangnya, emiten juga mencatatkan kenaikan beban keuangan menjadi Rp 25,182 miliar atau sebanyak 61,31%. Dengan begitu, laba komprehensif yang dapat diatribusikan kepada entitas induk turun 13,43% menjadi Rp 1,61 triliun. 

Meskipun begitu, Analis Mirae Asset Sekuritas Christine Natasya mengungkapkan bahwa pertumbuhan penjualan toko yang sama (same store sales growth/SSSG) di sepanjang kuartal II-2019 cenderung positif dengan kenaikan 1,7%, dibandingkan kuartal I-2019 yang justru turun 1,7%.

"Meskipun begitu, kami tetap berhati-hati pada kinerja perusahaan, mengingat SSSG 2019 yang positif cenderung ditopang peningkatan penjualan rata-rata retail satuan (AUR) sebesar 6,2%" kata Christine dalam riset 31 Juli 2019. 

Baca Juga: Kinclongnya kinerja Elnusa ditopang oleh peningkatan seluruh lini bisnis

Tumbuhnya SSSG di luar Jawa juga tampak dengan adanya kenaikan 2,6%, di tengah tekanan harga komoditas. Dalam hal ini, LPPF cukup berperan dalam kenaikan SSSG nasional di 2019. 

Di sisi lain, arus cashflow operasional LPPF tercatat turun 53% yoy sepanjang semester I-2019. 

Hal ini sebagian besar didukung meningkatnya pembayaran dari perusahaan itu, ke para pemasok sekitar 17% yoy di semester I-2019, akibat bergesernya waktu lebaran yang mengharuskan emiten itu membayar lebih awal kepada pemasok.

Selain itu, LPPF juga menggunakan dana kasnya untuk membeli toko di Tasikmalaya sebagai investasi senilai Rp 41 miliar. 

Baca Juga: Kinerja semester I-2019 mayoritas emiten rokok tumbuh, begini rekomendasi analis

Perusahaan mengklaim bahwa investasi tersebut memiliki internal rate of return (IRR) sekitar 20%, dengan produktivitas penjualan yang lebih baik dibandingkan toko lainnya.

"Pandangan kami, penggunaan dana kas dapat membuat pembayaran dividen yang lebih rendah ke depan, untuk mengantisipasi profitabilitas yang lebih rendah dan rasio capex yang lebih tinggi," jelasnya.

Untuk itu, Christine cenderung merekomendasikan hold saham LPPF dengan target harga di akhir tahun Rp 4.200 per saham. 

Baca Juga: Semester I 2019, Vale Indonesia (INCO) catatkan kerugian hingga US$ 26,18 juta

Sebaliknya, Analis Maybank KimEng Janni Asman justru memangkas target harga saham LPPF untuk akhir tahun, dari sebelumnya Rp 4.400 per saham menjadi Rp 3.840 dan merekomendasikan jual. 

"Kami masih melihat adanya kontraksi pendapatan yoy, karena penjualan di semester I-2019 yang cenderung masih lemah," ungkap Janni dalam riset 31 Juli 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×