Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Vale Indonesia Tbk nampaknya belum bisa menunjukkan kinerja yang prima di separuh pertama 2019. Hal ini tercermin dari kinerja keuangan perusahaan yang bergerak di bidang tambang dan pengolahan nikel ini.
Melansir laporan keuangan tengah tahun INCO (5/8), pendapatan perusahaan ini turun drastis sebesar 22% menjadi US$ 292,25 juta. Di periode yang sama tahun sebelumnya, pendapatan INCO menembus angka US$ 374,61 juta.
Baca Juga: Ekspansi Vale Indonesia (INCO) di luar tambang Sorowako terganjal izin
Turunnya pendapatan INCO ditengarai akibat turunnya penjualan INCO enam bulan belakangan. Penjualan kepada Vale Canada Limited (VCL) turun menjadi US$ 233,76 juta dari yang sebelumnya sebesar US$ 299,74 juta di tahun 2018. Penjualan kepada Sumitomo Metal Mining Co., Ltd juga turun 21,8% menjadi US$ 58,5 juta.
Sementara itu, INCO berhasil menekan beban pokok pendapatan sebesar 1,8% menjadi US$ 315,2 juta. Di sisi lain, beban usaha INCO malah membengkak 33,43% menjadi US$ 7,64 juta.
Sehingga, di semester I 2019 INCO mengantongi rugi kotor sebesar US$ 22,77 juta.
Baca Juga: Vale Indonesia (INCO) buka semua opsi untuk melepas 20% saham
Turunnya pendapatan menyebabkan INCO mencatatkan kerugian di semester I-2019. Tercatat, INCO membukukan kerugian bersih tahun berjalan sebesar US$ 26,18 juta.
Hal ini berbanding terbalik dengan periode sebelumnya dimana INCO mampu mencetak laba bersih sebesar US$ 29,38 juta.
INCO juga mencatatkan rugi per saham sebesar US$ 0,003 per saham. Di periode yang sama tahun lalu, INCO mencatatkan laba per saham sebesar 0,003 per saham.
Per Juni 2019, jumlah asset INCO sebesar US$ 2,10 miliar, turun dari periode sebelumnya yang sebesar US$ 2,2 miliar. Jumlah ini terdiri atas liabilitas sebesar US$ 251,32 juta dan ekuitas sebesar US$ 1,858 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News