Reporter: Inggit Yulis Tarigan | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Cum date dividen PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) akan jatuh pada 7 Mei 2025. Artinya, investor yang membeli saham sebelum tanggal tersebut berhak atas dividen sebesar Rp 33 per saham.
Dividen ini menghasilkan yield yang menarik, melonjak dari 1,03% pada tahun sebelumnya menjadi 5,69% untuk tahun buku 2024. Pada kuartal I 2025, EMTK juga mencatatkan kinerja dengan lonjakan laba bersih mencapai 1.294,4% menjadi Rp 3,73 triliun.
Analis Infovesta Kapital Advisori, Ekky Topan menjelaskan bahwa lonjakan laba bersih ini sebagian besar disebabkan oleh keuntungan yang tidak terjadi secara teratur (non-recurring), terutama dari penjualan saham Grab.
Baca Juga: Setelah Putuskan Tebar Dividen, Intip Strategi Bisnis Elang Mahkota (EMTK) di 2025
“Meski demikian, pendapatan operasional juga tumbuh positif, namun kontribusi utama terhadap laba bersih tetap berasal dari faktor non-recurring tersebut,” ujarnya.
Keuntungan besar dari aksi korporasi tersebut turut mendorong EMTK untuk membagikan dividen yang jauh lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk tahun buku 2024, perusahaan memutuskan untuk membagikan dividen sebesar Rp 2,01 triliun.
“Meskipun angka yield dividen ini sangat menarik, keberlanjutannya akan sangat bergantung pada kemampuan EMTK untuk menghasilkan laba operasional yang stabil di tahun-tahun mendatang,” tegasnya.
Dari sisi lini bisnis, EMTK kini fokus pada tiga pilar utama: media, layanan kesehatan, dan pendukung aviasi. Portofolio media yang mencakup SCTV, Indosiar, hingga platform digital Vidio menjadikan EMTK sebagai pemain besar di industri media nasional.
Namun, Ekky menilai sektor media juga tengah menghadapi tekanan berat, termasuk efisiensi biaya dan pemutusan hubungan kerja (PHK) yang sering terjadi, sehingga bukan menjadi kontributor utama pertumbuhan EMTK saat ini.
Baca Juga: Elang Mahkota Teknologi (EMTK) Catat Laba Bersih Rp 3,73 Triliun pada Kuartal I 2025
“Justru, segmen aviasi dan pendapatan lainnya menjadi kontributor utama dalam menopang kinerja perusahaan saat ini,” tutur Ekky.
Dari sisi valuasi, EMTK masih ia pandang menarik. Meskipun harga sahamnya sudah naik lebih dari 11% dalam sepekan terakhir, rasio Price to Book Value (PBV) yang masih di bawah 1x menandakan bahwa saham ini tergolong undervalued.
Namun investor perlu tetap mewaspadai potensi tekanan harga jika tidak ada pertumbuhan laba berulang yang mendukung momentum saat ini.
“EMTK menurut saya overweight, memiliki potensi untuk terus menguat dengan proyeksi harga jangka panjang di kisaran Rp 960 hingga Rp 1.000 per saham,” pungkasnya.
Selanjutnya: Pemerintah Targetkan Zero ODOL Mulai Tahun 2026
Menarik Dibaca: Penyebab Kolesterol Tinggi Apa? Salah Satunya Berat Badan Berlebih
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News