kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.387.000   9.000   0,38%
  • USD/IDR 16.655   -35,00   -0,21%
  • IDX 8.546   -56,26   -0,65%
  • KOMPAS100 1.180   -13,23   -1,11%
  • LQ45 852   -12,74   -1,47%
  • ISSI 302   -1,64   -0,54%
  • IDX30 440   -5,94   -1,33%
  • IDXHIDIV20 508   -7,68   -1,49%
  • IDX80 133   -1,71   -1,28%
  • IDXV30 137   -0,85   -0,62%
  • IDXQ30 140   -2,66   -1,87%

Kinerja Indosat Ooredoo (ISAT) Ditopang Kenaikan ARPU, Cek Rekomendasinya


Kamis, 27 November 2025 / 18:13 WIB
Kinerja Indosat Ooredoo (ISAT) Ditopang Kenaikan ARPU, Cek Rekomendasinya
ILUSTRASI. Pelayanan pelanggan PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (ISAT) di Jakarta, Senin (15/7/2024). PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (ISAT) membukukan kinerja positif pada kuartal III 2025. Meski ada pemulihan kuartalan, capaian kumulatif perseroan masih tertahan akibat pendapatan yang melemah sepanjang tahun berjalan. (KONTAN/Cheppy A. Muchlis)


Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (ISAT) membukukan kinerja positif pada kuartal III 2025. Meski ada pemulihan kuartalan, capaian kumulatif perseroan masih tertahan akibat pendapatan yang melemah sepanjang tahun berjalan.

Namun prospek ISAT ke depan dinilai masih tergolong positif, bertumpu pada tren kenaikan ARPU (Average Revenue Per User), efisiensi biaya, serta potensi monetisasi aset fiber optik.

Pada kuartal III 2025 ISAT membukukan pendapatan sebesar Rp 14,1 triliun atau meningkat 3,9% QoQ dan naik sebesar 1,6% secara tahunan (YoY). Kenaikan pendapatan ini didukung oleh pertumbuhan di segmen seluler dan data. Sementara itu, laba bersih meningkat menjadi Rp 1,25 triliun.

“Meski terjadi pemulihan secara kuartalan, kinerja keseluruhan pada kuartal III 2025 masih lemah, sehingga hasil kumulatif berada di bawah ekspektasi,” terang Christopher Rusli, Analis Ciptadana Sekuritas Asia dalam risetnya, Selasa (4/11/2025).

Baca Juga: CEO Indosat (ISAT) Vikram Sinha Tambah Kepemilikan Saham

Hal ini disebabkan pendapatan ISAT sepanjang Januari-September 2025 mencapai Rp 41,2 triliun atau menurun 1,6% YoY, dengan segmen seluler tetap menjadi kontributor utama sebesar 84,0% dari total pendapatan, diikuti MIDI sebesar 14,5% dan telekomunikasi tetap 1,5%.

Penurunan pendapatan seluler sebesar 1,9% YoY mencerminkan lemahnya layanan data, suara, dan SMS, yang sebagian tertutup oleh peningkatan layanan VAS dan interkoneksi. Namun, pendapatan MIDI tumbuh 1,6% YoY, didorong oleh penguatan layanan TI yang mengimbangi pelemahan pada konektivitas tetap dan internet.

Sementara itu, pendapatan telekomunikasi turun 9,9% YoY akibat turunnya panggilan internasional, meski terimbangi oleh peningkatan penggunaan fixed-line. Kemudian laba bersih periode Januari-September juga dicatat masih sebesar Rp 3,6 triliun, yang mana dicatat menyusut 7,5% secara tahunan.

Namun, ISAT terus mencatat kinerja operasional yang sehat pada kuartal III 2025 dengan mempertahankan basis pelanggan seluler di 95 juta sambil meningkatkan metrik profitabilitas.

Selain itu, dicatat ARPU yang naik 3,6% QoQ menjadi Rp 40.000, menandai pencapaian baru yang didorong oleh inisiatif hyper-personalization berbasis AI, rasionalisasi freebies dan diskon, serta fokus yang lebih kuat kepada pengalaman pelanggan.

Senada, Sukarno Alatas Senior Equity Analyst Kiwoom Sekuritas bilang, selain perbaikan ARPU, faktor kenaikan kinerja pada kuartal III terutama didorong pemulihan trafik data dan efisiensi biaya.

Seperti yang diketahui, Indosat Ooredoo (PT Indosat Tbk) dan Tri (PT Hutchison 3 Indonesia/H3I) telah mengumumkan kesepakatan merger, dan penggabungan usaha Indosat-Tri dan resmi efektif sejak 4 Januari 2022. Sinergi ini jadi salah satu pendorong kinerja ISAT

“Sinergi pasca-merger makin terasa, membuat margin menguat meski pertumbuhan top-line masih moderat,” ujar Sukarno kepada Kontan, Kamis (27/11/2025).

Lebih lanjut, kabar mengenai ISAT yang berencana menjual aset fiber optik perseroan sempat berembus kembali di kalangan pelaku pasar. Disebut-sebut ISAT berencana menjual minoritas saham di bisnis fiber optik atau serat optik dengan nilai lebih dari US$ 1 miliar.

Kata Sukarno, rencana penjualan hingga 75% bisnis fiber berpotensi jadi katalis karena memperkuat kas, menurunkan leverage, dan membuka akses pada mitra infrastruktur yang mempercepat ekspansi enterprise. Dampak penjualan aset fiber akan sangat ditentukan oleh valuasi dan struktur deal, agar ISAT tetap mempertahankan akses komersial jangka panjang.

Baca Juga: Laba dan Pendapatan Indosat (ISAT) Kompak Turun Pada Kuartal III-2025

Sementara itu, Arief Machrus Kepala Riset Ina Sekuritas menyebut bahwa monetisasi fiber optic ISAT akan senantiasa mempertahankan pandangan positif untuk kinerja hingga akhir tahun 2025 atau tahun depan 2026.

“Sementara rencana monetisasi aset fiber ke depan berpotensi menciptakan nilai tambahan dan mendukung ekspansi jaringan broadband,” terang Arief dalam risetnya Rabu (5/11/2025).

Selain itu, ISAT juga meluncurkan sejumlah inisiatif digital utama, termasuk solusi Anti-Spam dan Anti-Scam berbasis AI pada 7 Agustus 2025 melalui platform Alvolusi5G, serta bermitra dengan Cisco pada 27 Agustus 2025 untuk membangun Indonesia’s Sovereign SOC.

Ini juga akan menjadi katalis positif pertumbuhan pendapatan ISAT ke depan, yang mana Arief memperkirakan total revenue ISAT hingga akhir tahun 2025 akan sebesar Rp 56,75 triliun atau meningkat 1,54% dibandingkan realisasi tahun 2024 yang Rp 55,88 triliun.

 

Sementara itu, Sukarno memproyeksi kinerja ISAT akan tumbuh stabil dengan margin terjaga hingga akhir tahun 2025, yang mana fokus utama ada pada hasil final monetisasi fiber, tren ARPU, persaingan harga data, keputusan capex, serta sentimen makro (rupiah & suku bunga).

Ada pun Christopher memperkirakan pemulihan harga seluler akan berlanjut, berpotensi meningkatkan valuasi dan mendorong pertumbuhan EPS (Earning Per Share) yang kuat hingga tahun 2026. Dari sisi top line, dia memproyeksi total revenue ISAT hingga akhir tahun 2025 akan sebesar Rp 59,29 triliun atau meningkat 6,0% YoY.

“Risiko mencakup biaya pemasaran yang lebih tinggi, capex 5G, dan biaya terkait AI. Sementara kompetisi yang mereda serta daya beli konsumen yang lebih kuat dapat meningkatkan profitabilitas,” jelas Christopher.

Dengan sentimen dan katalis di atas Christopher merekomendasikan investor untuk beli saham ISAT dengan target harga Rp 2.300 per saham. Ada pun Arief merekomendasikan investor untuk beli saham ISAT dengan target harga Rp 2.470 per saham.

Sementara kata Sukarno, valuasi ISAT masih atraktif yang mana EV/EBITDA di bawah average industri. Dia merekomendasikan investor untuk hold atau beli saham ISAT dengan target harga Rp 2.500 – Rp 2.600 per saham. Menurutnya prospek masih positif, namun headline risiko terkait fiber deal tetap perlu dicermati.

Selanjutnya: Tapteng–Sibolga Terisolasi Akibat Banjir dan Longsor, Semua Akses Masuk Putus Total

Menarik Dibaca: Hasil Syed Modi India International 2025, 3 Wakil Indonesia Melaju ke Perempat Final

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×