Reporter: Benedicta Prima | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) mencatatkan penurunan kinerja sepanjang 2019 kemarin. Perusahaan batubara ini mencatatkan jumlah pendapatan US$ 1,72 miliar. Turun 14,43% secara tahunan (yoy) dari posisi tahun 2018 yang mampu meraup US$ 2,01 miliar.
Laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk juga turun 50,6% dari US$ 261,95 juta menjadi US$ 129,43 juta.
Baca Juga: Pendapatan 2019 tergerus, laba bersih Indo Tambangraya (ITMG) anjlok hingga 50%
Kepala Riset Kresna Sekuritas Robertus Yanuar Hardy mengatakan penurunan ini sudah terlihat sejak September 2019 sejalan dengan tekanan harga batubara sepanjang tahun lalu. Bahkan penurunan harga batubara ini juga diperkirakan berlanjut hingga tahun ini.
"Di China juga sekarang locked down, tidak banyak pabrik buka karena penyebaran virus corona. Jadi mungkin konsumsi masih rendah. Ya kita harapkan dari domestik saja," jelas Robertus kepada Kontan.co.id, Jumat (21/2).
Dus, pelemahan harga batubara tersebut bakal mempengaruhi penurunan kinerja emiten batubara lainnya. Meski begitu Robertus justru masih merekomendasikan ITMG karena emiten tersebut membagi dividen dalam jumlah yang cukup besar.
Pada buku 2018 saja perusahaan membagi dividen 90% dari perolehan laba. Dengan kondisi harga yang sekarang, Robertus mengatakan ITMG memiliki valuasi yang rendah.
Baca Juga: Catat, ini jadwal pembagian dividen Bank Rakyat Indonesia (BBRI)
"Ini sangat murah sekali karena dividen bisa 4%-5% dari harga sekarang. Jadi masih cukup layak," jelas dia.
Analis Samuel Sekuritas Dessy Lapagu juga mengatakan hal yang sama. Pada kuartal IV-2019, pelemahan industri secara global turut mempengaruhi kinerja emiten batubara domestik. Tren pelemahan juga diperkirakan masih akan berlanjut.
"Proyeksi Samuel Sekuritas untuk harga batubara di level US$ 60 per ton," ujar Dessy.
Baca Juga: Apexindo Pratama Duta (APEX) setujui konversi utang Rp 2,64 triliun jadi saham
Dus, Dessy menyarankan bagi investor yang mau masuk ke sektor batubara untuk melakukan trading jangka pendek berkaca pada pergerakan harga batubara global dan menghindari jangka panjang.
Untuk ITMG, Dessy menargetkan harga dalam satu tahun ke depan Rp 12.070 atau naik 14% dari penutupan Jumat (21/2) di level Rp 10.575. Sementara Robert merekomendasikan ITMG dengan target harga Rp 12.500 - Rp 13.000.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News