kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Kinerja Indika Energy (INDY) Tertekan di Kuartal III-2024, Ini Penjelasan Manajemen


Kamis, 21 November 2024 / 07:45 WIB
Kinerja Indika Energy (INDY) Tertekan di Kuartal III-2024, Ini Penjelasan Manajemen
ILUSTRASI. Logo Indika Energy. PT Indika Energy Tbk (INDY) mencatatkan penurunan pendapatan dan laba pada kuartal III-2024 menjadi US$ 1,78 miliar.


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indika Energy Tbk (INDY) mencatatkan penurunan pendapatan dan laba untuk periode kuartal III-2024 jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu.

Emiten yang dipimpin Arsjad Rasjid ini mencatatkan penurunan pendapatan 22,4% pada kuartal III-2024 menjadi US$ 1,78 miliar dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar US$ 2,29 miliar.

Penurunan pendapatan ini terutama berasal dari anak usaha INDY di sektor pertambangan batubara, PT Kideco Jaya Agung (Kideco) yang mencatat penurunan pendapatan 17,7% menjadi US$ 1,4 miliar karena harga jual rata-rata batu bara yang menurun.

Direktur INDY, Retina Rosabai mengungkap penurunan harga jual rata-rata batubara tahun ini dibandingkan tahun lalu cukup tajam, sedangkan 77% pendapatan perseroan saat ini masih bergantung pada sektor batubara.

Baca Juga: Indika Energy (INDY) Geser Target 50% Pendapatan dari Sektor Non Batubara Tahun 2028

"Harga penjualan rata-rata batubara menurun cukup tajam, hampir 20%. Dari US$ 75,7 per ton pada tahun lalu dan tahun ini hanya US$ 60,6 per ton," kata dia dalam acara public expose yang digelar di Jakarta, Rabu (20/11).

Pada kuartal III-2024, Kideco telah menjual 23,2 juta ton batu bara, angka ini meningkat 2,7% dibandingkan dengan 22,6 juta ton batubara pada kuartal III-2023.

 

Adapun, Kideco mengalokasikan 8,6 juta ton batubara atau 37% dari volume penjualannya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Alokasi ini melampaui persyaratan domestic market obligation (DMO) sebesar 25% yang ditetapkan pemerintah.

Selain sektor batubara, INDY juga mencatatkan penurunan pendapatan dari Indika Indonesia Resources yaitu sebesar 60,4% menjadi US$ 138,9 juta di kuartal III-2024 dari US$ 351,1 juta pada periode yang sama di tahun sebelumnya.

Hal ini disebabkan karena divestasi perusahaan tambang batubara Multi Tambangjaya Utama (MUTU) dan kontribusi dari bisnis perdagangan batu bara yang menurun.

Baca Juga: Meski IHSG Menguat, Rupiah Melemah, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Lalu dari sektor jasa engginering dan konstruksi, PT Tripatra juga mencatatkan pendapatan yang menurun 15,1% menjadi US$ 157,3 juta pada kuartal III-2024 yang terutama disebabkan oleh penurunan kontribusi proyek BP Tangguh.

Sementara itu, dari sektor bisnis logistik melalui Interport Mandiri Utama (IMU), Indika mencatat kenaikan pendapatan sebesar 2,1% menjadi US$ 85,2 juta pada kuartal III-2024.

Sebagai hasilnya, Indika membukukan penurunan laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk menjadi US$ 34,4 juta pada kuartal III-2024, dibandingkan laba senilai US$ 93,8 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Retina menambahkan, dengan menurunnya harga jual rata-rata batubara maka pendapatan Indika hingga tutup tahun ini dipastikan lebih rendah dari tahun lalu.

"Dibanding dengan tahun lalu sudah pasti lebih rendah, karena kan secara penjualannya juga lebih rendah ya, karena turunnya harga batubara. Dan juga selain turunnya harga batubara, juga tidak adanya kontribusi dari MUTU," tambahnya.

Baca Juga: Indika Energy (INDY) Geser Target 50% Pendapatan dari Sektor Non Batubara Tahun 2028

Kemudian, dari sisi realisasi belanja modal atau capital expenditure pada kuartal III-2024, Indika telah menggunakan dana sebesar US$ 80,6 juta. Dimana 85% dari dana tersebut atau US$ 68,8 juta digunakan untuk bisnis non-batubara, termasuk Indika Mineral Investindo.

"Terutama untuk proyek tambang emas Awakmas sebesar US$ 52,5 juta, Indika Nature sebesar US$ 5,2  juta, Ilectra Motor Group (IMG) sebesar US$ 2,7 juta, dan KALISTA sebesar US$ 2,0 juta," ungkap Wakil Direktur Utama dan CEO Grup Indika Energy, Azis Armand.

Ia menambahkan, di tengah berbagai tantangan dalam industri yang dihadapi, Indika Energy akan tetap fokus pada strategi diversifikasi yang dilakukan. Sebagian besar dari belanja modal (capex) tahun ini, yaitu sebesar 85%, diarahkan perseroan untuk mengembangkan portofolio di sektor non-batubara.

Baca Juga: Indika Energy (INDY) Yakin 2 Sektor Bisnis Ini Bakal Topang Pendapatan

"Ini merupakan bentuk komitmen kami terhadap keberlanjutan dan transisi energi yang lebih bersih. Kami percaya bahwa langkah ini sejalan dengan visi jangka panjang Indika Energy untuk mencapai netral karbon pada 2050 dan memberikan dampak positif bagi seluruh pemangku kepentingan, termasuk masyarakat dan lingkungan,” tutur Azis.

Selanjutnya: Prakiraan Cuaca BMKG Makassar Sulawesi Selatan: Mendung dan Hujan (21 November 2024)

Menarik Dibaca: 30 Ucapan Hari Guru Nasional dalam Bahasa Inggris Beserta Arti Penuh Makna

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×