kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.299.000   5.000   0,22%
  • USD/IDR 16.585   5,00   0,03%
  • IDX 8.258   6,92   0,08%
  • KOMPAS100 1.128   -3,16   -0,28%
  • LQ45 794   -6,53   -0,82%
  • ISSI 295   3,34   1,15%
  • IDX30 415   -3,30   -0,79%
  • IDXHIDIV20 467   -5,39   -1,14%
  • IDX80 124   -0,60   -0,48%
  • IDXV30 134   -0,53   -0,39%
  • IDXQ30 130   -1,48   -1,13%

Kinerja Indeks IDX BUMN20 Kurang Optimal, Ini Penyebabnya


Minggu, 12 Oktober 2025 / 15:43 WIB
Kinerja Indeks IDX BUMN20 Kurang Optimal, Ini Penyebabnya
ILUSTRASI. Kinerja indeks saham-saham Danantara atau IDX BUMN20 masih mampu tumbuh positif sepanjang 2025 berjalan walau tidak maksimal.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja indeks saham-saham Danantara atau IDX BUMN20 masih mampu tumbuh positif sepanjang 2025 berjalan. Namun, pertumbuhan ini terlihat kurang maksimal seiring adanya beberapa sentimen negatif yang mempengaruhi saham emiten tersebut.

Mengacu data Bursa Efek Indonesia (BEI), IDX BUMN20 berada di level 359,636 pada penutupan perdagangan Jumat (10/10) atau melemah 1,13% dibandingkan hari sebelumnya. Sejak awal tahun, indeks saham emiten anggota Danantara ini cuma naik 1,17% year to date (ytd).

Capaian ini masih kalah dibandingkan dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang melesat 16,64% ytd hingga ke level 8.257,859 pada Jumat (10/10) lalu. Bila dibandingkan perdagangan hari sebelumnya, IHSG juga menguat tipis 0,08%.

Baca Juga: Saham Bank Danantara Kompak Terkoreksi dalam Sepekan, BBRI Turun Paling Dalam

Chief Executive Officer (CEO) Edvisor Provina Visindo Praska Putrantyo mengatakan, salah satu faktor yang menghambat laju pertumbuhan indeks saham Danantara adalah tekanan yang melanda saham-saham Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN). 

Bila ditelusuri, kinerja saham Himbara yang disebutkan tadi jelas mengecewakan. Harga saham BBRI anjlok 11,40% ytd ke level Rp 3.730 per saham hingga Jumat lalu.

Pada saat yang sama, harga saham BMRI juga merosot 27,35% ytd ke level Rp 4.250 per saham, harga saham BBNI turun 13,51% ytd ke level Rp 3.970 per saham, dan harga saham BBTN menyusut 0,42% ytd ke level Rp 1.185 per saham.

Investor yang selama ini aktif bertransaksi di saham-saham Himbara tampak wait and see dan cukup selektif dalam pemilihan saham. Pasalnya, kinerja perbankan belum pulih dari sisi profitabilitas.

Belum lagi, sebagian investor juga masih was-was terhadap efektivitas kebijakan penyaluran dana mengendap negara Rp 200 triliun ke Himbara, meski tujuannya adalah untuk memacu permintaan kredit di sektor riil.

Tak hanya saham Himbara, saham-saham sektor infrastruktur dan konstruksi yang terafiliasi Danantara juga belum memperlihatkan pemulihan kinerja akibat masalah arus kas dan minimnya proyek di tengah efisiensi anggaran infrastruktur pemerintah.

“Sempat ada rotasi sektor juga oleh investor ke saham-saham komoditas atau bahan baku,” ujar Praska, Jumat (10/10/2025).

Baca Juga: Saham Bank Milik Danantara Makin Tertekan Kebijakan Negara

Praska menambahkan, indeks saham Danantara tetap berpeluang tumbuh lebih baik pada sisa 2025. Hal ini dengan catatan, emiten-emiten penghuni IDX BUMN20 bisa mencatatkan kinerja positif ketika musim laporan keuangan kuartal III-2025.

Jika itu terjadi, maka saham-saham Danantara terutama yang berkapitalisasi besar berpeluang memperoleh arus dana investor asing, sehingga berdampak positif bagi kinerja harga sahamnya.

Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menimpali, aksi korporasi seperti pembagian dividen interim juga bisa menjadi sentimen positif bagi emiten Danantara. Sebab, pengumuman seperti dividen oleh emiten biasanya akan memacu investor untuk melakukan akumulasi beli setidaknya dalam jangka pendek, apalagi jika yield dividen yang ditawarkan menarik.

Di samping itu, perkembangan langkah ekspansi oleh Danantara juga bakal mempengaruhi saham-saham penghuni IDX BUMN20. Danantara memang cukup getol melakukan aksi korporasi dan terlibat dalam investasi di berbagai sektor industri. 

Sebagai contoh, Danantara menawarkan surat utang dalam bentuk Patriot Bond yang mulai ditawarkan sejak awal Oktober 2025 dan kemudian diborong oleh banyak konglomerat lokal. Dalam berita sebelumnya, Patriot Bond mendapat permintaan mencapai Rp 51,8 triliun yang mana dana tersebut ditujukan untuk berbagai proyek strategis nasional.

“Danantara aktif melakukan investasi untuk menjaga sektor riil, sehingga dapat memperkuat kinerja emiten-emiten terkait,” kata Nafan, Sabtu (11/10/2025).

Rekomendasi Saham

Secara umum, Nafan memandang saham-saham di IDX BUMN20 masih cukup menarik bagi investor. Saham-saham Himbara berkapitalisasi besar pun tetap punya potensi menjanjikan seiring harganya yang sudah undervalued namun sebenarnya tetap punya fundamental yang kuat.

Jika terjadi perbaikan sentimen secara makro seperti kelanjutan penurunan suku bunga acuan hingga perbaikan ekonomi nasional, saham-saham tersebut jelas berpotensi kembali melesat.

Dari sekian saham penghuni IDX BUMN20, Nafan merekomendasikan akumulasi beli BBNI, BBRI, dan BMRI. Rekomendasi add turut disematkan untuk saham BBTN. Di luar Himbara, Nafan menyarankan akumulasi beli saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) dan add saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM).

Baca Juga: Melihat Kinerja Emiten Danantara dan Prospek Sahamnya di Semester II 2025

Di lain pihak, Praska menyebut saham BBRI dan BMRI dapat dicermati investor sebagai peluang investasi jangka panjang. Harga saham BBRI ditargetkan menuju level Rp 5.025 per saham sedangkan BMRI di level Rp 5.200 per saham.

Praska juga menyarankan investor untuk terus memantau perkembangan kebijakan moneter dan fiskal sekaligus dampaknya terhadap kinerja keuangan emiten-emiten Danantara.

Selanjutnya: Penghentian Ekspor Kelapa Utuh Bisa Kurangi Idle Capacity,Asal Pemerintah Siapkan ini

Menarik Dibaca: Simak yuk 7 Strategi Kelola Keuangan Cerdas Saat Dana Anda Terbatas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×