Reporter: Rashif Usman | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dinilai tetap tangguh meski ditekan harga nikel dunia yang tengah melemah.
Berdasarkan data tradingeconomics, harga nikel melorot di bawah US$ 16.000 per metrik ton. Pada Jumat (13/12), harga nikel berada di level US$ 15.876 per metrik ton. Sepanjang tahun berjalan, harga nikel ambles 5.29% dan secara bulanan turun 1,85%.
Analis Mirae Asset Sekuritas, Rizkia Darmawan mempertahankan pandangan netral terhadap INCO, karena perusahaan menunjukkan ketahanan meskipun menghadapi tekanan jangka pendek akibat penurunan harga nikel dan tantangan biaya.
Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham Vale Indonesia (INCO) yang Tertekan Harga Nikel
"Margin diperkirakan akan menyempit pada 2024 karena tekanan biaya yang terus berlanjut, tetapi efisiensi biaya yang lebih baik serta penurunan harga energi diharapkan mendukung pemulihan margin dan pertumbuhan laba pada 2025," kata Rizkia dalam risetnya, Rabu (11/12).
Rizkia menyampaikan bahwa INCO secara prospek masih bisa tumbuh positif. Sebab, INCO berada dalam posisi strategis untuk memanfaatkan inisiatif hilirisasi nikel Indonesia, khususnya proyek High Pressure Acid Leaching (HPAL) di Morowali dan Pomalaa.
Proyek ini diharapkan mendorong pertumbuhan permintaan jangka menengah hingga panjang.
"Proyek-proyek ini menawarkan potensi kenaikan yang signifikan seiring dengan kemajuan konstruksi dan peningkatan sektor hilir," ujarnya.
Baca Juga: Maybank Sekuritas Indonesia Turunkan Target Harga Saham INCO, Ini Alasannya
Melihat sejumlah sentimen itu, Mirae Asset Sekuritas merevisi target harga saham INCO menjadi Rp 2.290 per saham dengan rekomendasi trading buy. Ini mencerminkan EV/EBITDA sebesar 6,5x (-0,5 SD di bawah rata-rata EV/EBITDA 5 tahun INCO).
Rizkia menjelaskan target ini menggambarkan stabilitas operasional, pipeline proyek strategis, serta kemampuan INCO untuk menghadapi tantangan saat ini sambil mempersiapkan pemulihan dan pertumbuhan di masa depan.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat pergerakan INCO saat ini masih berada di fase downtrend dengan volume yang tidak begitu besar.
Dari sisi indikator lain, MACD masih cenderung melandai di area positifnya, sedangkan Stochastic masih rawan terkoreksi ke area netral.
"Untuk target, selama INCO masih mampu berada di atas area support, dapat diperhatikan Rp 3.950-Rp 4.000," ujar Herditya kepada Kontan, Rabu (18/12).
Baca Juga: MIND ID Buka Suara Soal Peluang IPO Freeport di BEI
Herditya merekomendasikan untuk speculative buy saham INCO dengan level support Rp 3.680 dan resistance Rp 3.900.
Pada perdagangan Rabu (18/12), saham INCO melemah 0,27% atau berada di level Rp 3.750 per saham. Adapun secara tahun berjalan, harga saham ini terkoreksi 13,45%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News