Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pertumbuhan pasar smartphone yang subur di Indonesia menjadi katalis positif kinerja PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) hingga akhir tahun nanti.
International Data Corporation (IDC) mencatat pertumbuhan pasar smartphone di Indonesia pada tahun 2024 mencapai 15,5% secara tahunan (YoY).
Dari tiga segmen yang ada, yakni ultra-low-end, menengah, dan kelas atas, pertumbuhan paling masif terjadi di segmen menengah, yakni sebesar 24,9% secara YoY. Di sisi lain, segmen kelas atas mengalami penurunan 9,2% secara tahunan.
Namun, penurunan tersebut bukan tanpa alasan. Pada akhir tahun lalu, seri iPhone 16 sebagai pemain segmen kelas atas terkini dihadapkan dengan kendala tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yang membuat peredarannya di Indonesia terhalang.
Baca Juga: Erajaya Swasembada (ERAA) Optimalkan Ekspansi Toko, Begini Rekomendasi Sahamnya
Secara keseluruhan, Analis Phintraco Sekuritas Muhamad Heru Mustofa menilai prospek pasar smartphone di Indonesia tetap positif.
“Pertumbuhan signifikan pasar smartphone pada 2024 ini menunjukkan bahwa pasar smartphone di Indonesia masih memiliki potensi besar, mengingat jumlah pengguna smartphone di Indonesia juga meningkat setiap tahunnya,” sebut Heru dalam riset 16 Mei 2025.
Atas dasar itu, Heru turut berprasangka baik terhadap ERAA sebagai salah satu pedagang smartphone.
Ia optimistis kinerja perseroan dengan hampir 54.000 reseller pihak ketiga di Indonesia ini bisa meningkat di ujung tahun 2025. Proyeksinya, pendapatan ERAA saat itu dapat tumbuh hingga 9,04% secara YoY menjadi Rp 71,18 triliun dan labanya tumbuh 9,59% ke level Rp 1,22 triliun.
“Perkiraan ini didasarkan pada potensi di tengah pasar smartphone yang dapat mendorong profitabilitas di masa mendatang,” kata Heru.
Menengok perjalanan kuartal I-2025, kinerja ERAA sebenarnya tak cukup apik. Pendapatan turun 4,61% secara YoY ke level Rp 15,88 triliun, seiring penurunan signifikan pada segmen produk operator yang tumbang 28,23% secara YoY menjadi Rp 396 miliar serta segmen ponsel dan tablet yang turun lebih tipis, yakni 9,15% secara YoY ke level Rp 12,34 triliun.
Kendati begitu, Heru bilang ERAA masih punya ruang besar untuk memaksimalkan kinerjanya lewat potensi pertumbuhan pasar smartphone di Indonesia. “Mengingat penetrasi internet dan jumlah populasi di Indonesia yang terus meningkat setiap tahunnya,” katanya.
Karena itulah, Heru merekomendasikan buy untuk saham ERAA, dengan target harga akhir tahun di level Rp 555 per saham.
Selanjutnya: Asal Usul Hari Lahir Pancasila 1 Juni dan Peran Para Tokohnya
Menarik Dibaca: Ekspansi Halodoc, Melalui Sektor Pendidikan : Halodoc Academy
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News