kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.745.000   4.000   0,23%
  • USD/IDR 16.430   -25,00   -0,15%
  • IDX 6.223   -248,56   -3,84%
  • KOMPAS100 896   -33,02   -3,55%
  • LQ45 709   -20,34   -2,79%
  • ISSI 194   -8,31   -4,11%
  • IDX30 370   -9,39   -2,47%
  • IDXHIDIV20 444   -10,12   -2,23%
  • IDX80 103   -3,04   -2,87%
  • IDXV30 107   -2,26   -2,07%
  • IDXQ30 121   -3,14   -2,53%

Kinerja Dharma Satya (DSNG) Diproyeksi Tumbuh Positif Seiring Kenaikan Harga CPO


Selasa, 18 Maret 2025 / 19:32 WIB
Kinerja Dharma Satya (DSNG) Diproyeksi Tumbuh Positif Seiring Kenaikan Harga CPO
ILUSTRASI. Kinerja PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) diproyeksi tumbuh positif di tengah potensi kenaikan harga Crude Palm Oil (CPO) global.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) diproyeksi tumbuh positif di tengah potensi kenaikan harga Crude Palm Oil (CPO) global. Pasokan CPO atau minyak sawit mentah yang terbatas dapat mengerek harga hingga RM4.350 per metrik ton.

Analis Trimegah Sekuritas Kharel Devin Fielim memandang, harga CPO yang lebih tinggi dapat berefek positif bagi kinerja emiten sawit seperti DSNG. 

Terlebih lagi, emiten CPO ini didukung oleh produktivitas Tandan Buah Segar (TBS) yang lebih baik, serta biaya produksi yang stabil.

Baca Juga: Laba Dharma Satya (DSNG) Naik 35,6%, Berikut Katalis Pendorongnya

Trimegah Sekuritas memperkirakan, harga kelapa sawit global pada 2025-2027 akan berada di atas RM 4.350 per metrik ton, lebih tinggi 4% daripada harga rata-rata 2024 sebesar RM 4.180 per metrik ton. Proyeksi ini didasarkan pada harga yang lebih tinggi karena pasokan terbatas.

Kharel melihat, produksi CPO global masih terbatas, dengan GAPKI & MPOB memperkirakan produksi Indonesia dan Malaysia pada 2025 masing-masing sebesar 54 juta ton dan 19,5 juta ton. Produksi CPO di Indonesia dan Malaysia ini tumbuh moderat yakni hanya 1,7% year on year (yoy) dan 1,1% yoy.

Pertumbuhan moderat produksi CPO terutama karena pohon kelapa sawit yang menua. Hasil pemeriksaan Trimegah Sekuritas terhadap perusahaan-perusahaan besar yang terdaftar di kedua negara menunjukkan bahwa usia pohon rata-rata sekitar 15 tahun.

Di sisi lain, permintaan CPO diproyeksi meningkat karena adanya program peningkatan Biodiesel dalam B40 yang mulai dijalankan pada Januari 2025. 

Program B40 diharapkan mendorong permintaan biodesel CPO menjadi 13,6 juta ton pada 2025 daripada 11,5 juta ton pada 2024, sehingga total konsumsi minyak sawit menjadi 22 juta ton pada 2025 daripada 21 juta ton pada 2024.

Selain itu, lanjut Kharel, pemerintah menargetkan program peningkatan biodesel berlanjut dengan B45 menjadi B50 untuk tahun 2026. Ini artinya permintaan CPO nasional akan semakin meningkat yang diperkirakan sekitar 17 juta ton per tahun.

"Kami memperkirakan harga CPO lebih tinggi yang akan didukung oleh pasokan yang terbatas akibat pohon kelapa sawit yang menua dan peningkatan produksi biodiesel Indonesia, B45 dan B50," jelas Kharel dalam riset 12 Maret 2025.

Baca Juga: Dharma Satya Nusantara (DSNG) Catatkan Laba Rp1,1 Triliun di 2024, Tumbuh 35,6% YoY

Selain faktor harga minyak sawit naik, Kharel mengantisipasi, yield TBS DSNG tahun anggaran 2025-2027 akan meningkat menjadi sekitar 21,8 ton per hektare (ha) lebih tinggi daripada 20,8 ton per ha di 2024. Produktivitas TBS diproyeksi meningkat karena prakiraan cuaca yang lebih baik di 2025, berbalik dari kondisi curah hujan tinggi pada tahun lalu.

Rata-rata umur tanaman DSNG juga diperkirakan akan tetap sekitar 14 tahun karena perusahaan secara konsisten menggunakan keturunan unggul untuk penanaman kembali (replanting). Pada akhirnya, kondisi ini mempercepat produksi dan yield TBS.

DSNG juga diperkirakan mencatat biaya produksi per ton akan tetap stabil, karena emiten sektor perkebunan ini telah mengamankan pasokan pupuk tahun 2025 dengan harga yang sebanding dengan 2024.

Baca Juga: Dharma Satya Nusantara Prediksi Produksi TBS dan CPO Tahun 2024 Anjlok, Ini Pemicunya

Dengan berbagai faktor tersebut, Trimegah Sekuritas merevisi perkiraan Net Profit After Tax, Minorities Interest and other Adjustment (NPATMI) DSNG menjadi Rp1,3 triliun dari sebelumnya Rp 1,1 triliun untuk 2025-2027. Hal ini didorong oleh harga CPO yang lebih tinggi, hasil TBS yang lebih baik, dan biaya produksi yang stabil.

Kharel menegaskan kembali rekomendasi Buy untuk DSNG dengan target harga lebih tinggi sebesar Rp 1.020 per saham. Risiko utama yang perlu dihadapi adalah harga CPO dan yield TBS yang lebih rendah dari perkiraan dan intervensi pemerintah yang tidak menguntungkan di sektor CPO.

Selanjutnya: AirAsia Indonesia (CMPP) Angkat Julianto Sidarto sebagai Komisaris Independen Baru

Menarik Dibaca: Official Trailer dan Poster Penjagal Iblis: Dosa Turunan Dirilis, Tayang 30 April

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×