Reporter: Aris Nurjani | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten sektor konsumer diprediksi masih positif di tahun 2023 didorong Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) di Mei 2023 yang naik di level 128,3 dibandingkan pada April yang hanya sebesar 126,1.
Ditambah emiten-emiten konsumer mencatatkan kinerja positif pada kuartal I 2023.
Sebagai informasi, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) mencatatkan pertumbuhan laba bersih 63,27% YoY menjadi Rp 3,84 triliun dari Rp 2,35 triliun pada periode yang sama tahun 2022.
Senada, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) juga mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 103,72% dari Rp 1,94 triliun di kuartal I 2022 menjadi Rp 3,95 triliun pada kuartal I 2023.
Baca Juga: Puri Global Sukses (PURI) Optimistis Capai Target Marketing Sales Rp 250 Miliar
Kemudian, PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD) mencatatkan kenaikan laba bersih 67,96% YoY menjadi Rp 156,47 miliar di kuartal I 2023 dari sebelumnya Rp 93,16 miliar di periode yang sama tahun 2022.
Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Rio Febrian mengatakan dengan naiknya IKK di Mei 2023 sebesar 128,3 yang artinya lebih tinggi dibandingkan April sebesar 126,1, hal ini menunjukkan konsumsi masyarakat yang relatif meningkat.
"Kondisi ini diperkirakan berlanjut hingga akhir tahun 2023. Hal ini juga didukung dengan Indeks PMI Manufaktur Indonesia yang masih di level ekspansif di 50.3 per Mei 2023,"jelasnya kepada Kontan.co.id, Rabu (14/6).
Rio menambahkan hal tersebut, secara tidak langsung berpotensi meningkatkan kinerja dari emiten sektor konsumer di 2023 seiring dengan kondisi konsumsi masyarakat Indonesia yang relative kuat di 5 bulan pertama di 2023.
Baca Juga: Indofood Sukses Makmur (INDF) Terbantu Segmen Penjualan Mi
Adapun, sentimen lainnya yang mempengaruhi sektor konsumer berasal dari kondisi inflasi Indonesia yang mengalami tren penurunan ke level 4% pada Mei 2023 dibandingkan pada September 2022 di level tertinggi 5,95%.
Menurut Rio tren penurunan inflasi ini, berpotensi meningkatkan spending masyarakat menyusul penurunan inflasi. Selain itu, kondisi pertumbuhan penjualan ritel Indonesia masih positif di level 1,5 per April 2023. Hal ini menunjukkan konsumsi masyarakat masih relatif positif dan mendorong penjualan ritel Indonesia.
Sementara, suku bunga acuan BI yang masih dipertahankan di level 5,75% pada Mei 2023. menurut Rio kebijakan tersebut relatif kebijakan akomodatif, sehingga baik tingkat bunga pinjaman dan simpanan relatif masih menarik bagi masyarakat menyusul suku bunga acuan yang dipertahankan saat ini.
Selain itu, suku bunga acuan BI yang masih dipertahankan hingga saat ini, membangun ekspektasi BI akan menurunkan suku bunga acuan ke depannya.
Rio mengatakan sentimen eksternal berasal dari mayoritas harga komoditas yang cenderung termoderasi dari awal tahun ini dan diperkirakan akan berlanjut hingga akhir 2023.
Baca Juga: Kinerja Membaik di Kuartal I-2023, Ini Kata FKS Food Sejahtera (AISA)