kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Kinerja Emiten Sektor Konsumer Diprediksi Positif pada 2023, Simak Rekomendasi Analis


Kamis, 15 Juni 2023 / 05:15 WIB
Kinerja Emiten Sektor Konsumer Diprediksi Positif pada 2023, Simak Rekomendasi Analis


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten sektor konsumer diprediksi masih positif di tahun 2023 didorong Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) di Mei 2023 yang naik di level 128,3 dibandingkan pada April yang hanya sebesar 126,1.

Ditambah emiten-emiten konsumer mencatatkan kinerja positif pada kuartal I 2023. 

Sebagai informasi, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) mencatatkan pertumbuhan laba bersih 63,27% YoY menjadi Rp 3,84 triliun dari Rp 2,35 triliun pada periode yang sama tahun 2022.

Senada, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) juga mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 103,72% dari Rp 1,94 triliun di kuartal I 2022 menjadi Rp 3,95 triliun pada kuartal I 2023.

Baca Juga: Puri Global Sukses (PURI) Optimistis Capai Target Marketing Sales Rp 250 Miliar

Kemudian, PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD) mencatatkan kenaikan laba bersih 67,96% YoY menjadi Rp 156,47 miliar di kuartal I 2023 dari sebelumnya Rp 93,16 miliar di periode yang sama tahun 2022.

Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Rio Febrian mengatakan dengan naiknya IKK di Mei 2023 sebesar 128,3 yang artinya lebih tinggi dibandingkan April sebesar 126,1, hal ini menunjukkan konsumsi masyarakat yang relatif meningkat. 

 

"Kondisi ini diperkirakan berlanjut hingga akhir tahun 2023. Hal ini juga didukung dengan Indeks PMI Manufaktur Indonesia yang masih di level ekspansif di 50.3 per Mei 2023,"jelasnya kepada Kontan.co.id, Rabu (14/6).

Rio menambahkan hal tersebut, secara tidak langsung berpotensi meningkatkan kinerja dari emiten sektor konsumer di 2023 seiring dengan kondisi konsumsi masyarakat Indonesia yang relative kuat di 5 bulan pertama di 2023.

Baca Juga: Indofood Sukses Makmur (INDF) Terbantu Segmen Penjualan Mi

Adapun, sentimen lainnya yang mempengaruhi sektor konsumer berasal dari kondisi inflasi Indonesia yang mengalami tren penurunan ke level 4% pada Mei 2023 dibandingkan pada September 2022 di level tertinggi 5,95%. 

Menurut Rio tren penurunan inflasi ini, berpotensi meningkatkan spending masyarakat menyusul penurunan inflasi. Selain itu, kondisi pertumbuhan penjualan ritel Indonesia masih positif di level 1,5 per April 2023. Hal ini menunjukkan konsumsi masyarakat masih relatif positif dan mendorong penjualan ritel Indonesia.

Sementara, suku bunga acuan BI yang masih dipertahankan di level 5,75% pada Mei 2023. menurut Rio kebijakan tersebut relatif kebijakan akomodatif, sehingga baik tingkat bunga pinjaman dan simpanan relatif masih menarik bagi masyarakat menyusul suku bunga acuan yang dipertahankan saat ini.

Selain itu, suku bunga acuan BI yang masih dipertahankan hingga saat ini, membangun ekspektasi BI akan menurunkan suku bunga acuan ke depannya.

Rio mengatakan sentimen eksternal berasal dari mayoritas harga komoditas yang cenderung termoderasi dari awal tahun ini dan diperkirakan akan berlanjut hingga akhir 2023. 

Baca Juga: Kinerja Membaik di Kuartal I-2023, Ini Kata FKS Food Sejahtera (AISA)

"Hal ini berpotensi menekan beban biaya dan meningkatkan margin dari emiten konsumer, mengingat mayoritas emiten konsumer masih impor sebagian besar bahan baku dari luar negeri," tuturnya.

Sementara, Kepala riset Surya Fajar Sekuritas Raphon Prima mengatakan kenaikan IKK di bulan Mei tidak terlalu berpengaruh signifikan terhadap kinerja sektor konsumer karena tren penjualan di sektor konsumer cenderung stabil tiap tahunnya.

"Karena produk-produk konsumer merupakan kebutuhan sehari-hari sehingga volatilitasnya tidak terlalu tinggi," jelasnya.

Menurut Raphon yang menjadi perhatian utama dari sektor konsumer berasal dari inflasi terutama inflasi dari sisi beban bahan baku sehingga ketika inflasi melandai akan mendorong perusahaan konsumer untuk menekan biaya dan sebaliknya ketika naik akan menjadi beban perusahaan.

Selain itu, inflasi yang terkendali juga akan membuat perusahaan konsumer dapat mengontrol beban gaji yang juga berkontribusi besar terhadap keseluruhan beban perusahaan. 

Baca Juga: Laba Garuda Food (GOOD) Melesat 48% pada Kuartal I-2023

Sementara, sentimen negatif lainnya berasal dari risikonya terbatasnya ruang untuk menaikkan harga jual produk terutama kepada produk-produk yang basis konsumennya segmen menengah ke bawah. Dimana segmen ini cenderung masih mengalami keterbatasan dalam hal daya beli.

Raphon mengatakan sektor konsumer masih cukup menarik lantaran inflasi di Indonesia sudah turun sehingga membantu perusahaan untuk menjaga margin.

"Selain itu, pergerakan saham konsumer sejauh ini cukup positif, di saat saham-saham energi turun, saham-saham konsumer gantian naik," jelasnya.

Senada, Rio mengatakan saham-saham konsumer masih cukup menarik dan dilirik di tahun 2023. Terlihat dari pertumbuhan kinerja pada kuartal I-2023 yang relatif positif. 

Baca Juga: Saham-Saham Big Caps Punya Prospek Cerah, Berikut Rekomendasi Analis

Menurut Rio saham-saham konsumer yang dapat diperhatikan di antara lain adalah ICBP, INDF dan SSMS. Ketiga saham tersebut, memiliki PER yang relatif lebih rendah daripada PER Sektor Consumer Non-Cyclicals di April 2023.

"PER ICBP di 8.29x. PER INDF di 4.19x. PER SSMS di 12.50x. PER Sektor Consumer Non-Cyclicals di 16.88x," tuturnya. 

Rio merekomendasikan beli terhadap saham ICBP dengan target harga Rp 11.700, dan SSMS dengan target harga Rp 1.260. Sementara Wait and See untuk saham INDF dengan level resistance di Rp 7.500.

Sementara, Raphon merekomendasikan beli untuk saham ICBP dengan target harga Rp 14.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×