kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja emiten ritel lesu sepanjang semester I 2020, ini saran analis


Senin, 03 Agustus 2020 / 19:44 WIB
Kinerja emiten ritel lesu sepanjang semester I 2020, ini saran analis
ILUSTRASI. Suasana di gerai penjualan pakaian di pusat perbelanjaan di Depok, Minggu (26/7). Enam bulan pertama tahun 2020 menjadi periode yang sulit bagi emiten retail.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Enam bulan pertama tahun 2020 menjadi periode yang sulit bagi emiten retail. Hal itu tercermin dari laporan keuangan yang sudah dirilis oleh beberapa emiten retail kompak tertekan pada sisi pendapatan.

Misalnya, PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) yang mencatat penurunan penjualan hingga 57,76% secara year on year (yoy), menjadi Rp 1,47 triliun. Setelahnya disusul PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) yang penjualannya juga terkikis 57,09% menjadi Rp 2,55 triliun.

Sementara untuk PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) dan PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), penjualannya turun masing-masing 7,83% dan 6,26%. ACES mengantongi penjualan Rp 3,65 triliun, sementara penjualan ERAA tercatat Rp 14,46 triliun.

Baca Juga: Kinerja terdampak PSBB, ini rekomendasi saham Ramayana Lestari Sentosa (RALS)

Selain penurunan dari sisi top line, bottom line perusahaan retail juga cenderung terkikis. Penurunan paling dalam dibukukan oleh LPPF hingga 130,8% yoy. Asal tahu saja di sepanjang enam bulan pertama 2020 ini LPPF menanggung rugi Rp 357,87 miliar. Padahal pada periode yang sama tahun 2019, LPPF masih mampu mencetak laba hingga Rp 1,16 triliun.

Koreksi laba juga dialami oleh RALS hingga 99% menjadi Rp 5,36 miliar. Adapun laba ACES tertekan 23,83% yoy menjadi Rp 360,16 miliar.

Hanya ERAA yang masih mencatatkan pertumbuhan bottom line hingga 3,88%. Asal tahu saja, ERAA mengantongi laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 113,42 miliar.

Baca Juga: Empat miliarder Indonesia masuk dalam jajaran 500 daftar orang tajir Forbes 2020

Melihat kinerja emiten retail yang melambat, Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony bilang hal tersebut memang sudah diprediksi sejak awal. "Akibat PSBB yang berlaku mengharuskan emiten retail untuk mengurangi operasi atau bahkan tidak beroperasi," jelas Chris kepada Kontan.co.id, Senin (3/8).

Chris menambahkan, saham-saham retail masih belum menarik dalam jangka pendek. Sebab, masyarakat masih enggan beraktivitas seperti biasa karena Covid-19. Adapun Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi penurunan harga (deflasi) sebesar 0,10% pada bulan Juli 2020, menurut Chris ini mencerminkan masyarakat yang masih menahan diri untuk berbelanja kebutuhan-kebutuhan sekunder dibandingkan primer.

Chris mengatakan, prospek emiten retail ke depan masih akan berat hingga Covid-19 dapat teratasi, khususnya sampai vaksin dapat didistribusikan dengan baik.

Sementara itu, Analis Philip Sekurtias Anugerah Zamzami Nasr menyoroti kinerja RALS dan LPPF yang terpukul karena konsumen lebih mengutamakan kebutuhan bahan-bahan pokok di tengah pandemi Covid-19. Sehingga, momentum lebaran yang secara historis bisa menjadi pendongkrak penjualan kedua emiten itu menjadi tidak maksimal.

Baca Juga: Unilever Indonesia (UNVR) mencatat kenaikan penjualan 1,5% pada semester pertama 2020

Adapun untuk ERAA dan ACES, walau kinerjanya lebih baik dibanding LPPF dan RALS, harga sahamnya sudah cenderung rally. Di sisi lain, harganya tampak sudah priced in dan fairly value di kisaran harga saat ini. Sekadar informasi, hingga penutupan perdagangan hari ini Senin (3/8), ERAA berada di harga Rp 1.490 dan ACES di Rp 1.700. Sementara LPPF dan RALS berada Rp 1.215 dan di Rp 530.

Oleh karena itu, Zamzami menyarankan investor untuk wait and see terlebih dahulu terhadap saham-saham emiten retail. "Sambil memantau kejelasan mengenai PSBB, apakah akan ada PSBB lagi dengan angka kasus yang masih banyak," kata dia kepada Kontan.co.id, Senin (3/8). Selain itu investor disarankan juga memantau dampak pembukaan ekonomi terhadap penjualan emiten ritel.

Ekspektasi retailer, kondisi memang akan pulih secara perlahan di kuartal ketiga dan kuartal keempat. Akan tetapi, hingga akhir tahun kinerja emiten-emiten retail diproyeksi akan lebih rendah dibanding tahun lalu.

Baca Juga: Matahari Department Store (LPPF) membuka tiga gerai baru sepanjang 2020

Berbeda dengan kedua analis di atas, mengutip riset Mirae Asset Sekuritas Christine Natasya masih menyarankan trading buy untuk LPPF, RALS, dan ACES dengan target harga masing-masing Rp 1.500, Rp 640, dan Rp 1.950.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×