kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45930,39   2,75   0.30%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja emiten ritel lesu sepanjang semester I 2020, ini saran analis


Senin, 03 Agustus 2020 / 19:44 WIB
Kinerja emiten ritel lesu sepanjang semester I 2020, ini saran analis
ILUSTRASI. Suasana di gerai penjualan pakaian di pusat perbelanjaan di Depok, Minggu (26/7). Enam bulan pertama tahun 2020 menjadi periode yang sulit bagi emiten retail.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Enam bulan pertama tahun 2020 menjadi periode yang sulit bagi emiten retail. Hal itu tercermin dari laporan keuangan yang sudah dirilis oleh beberapa emiten retail kompak tertekan pada sisi pendapatan.

Misalnya, PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) yang mencatat penurunan penjualan hingga 57,76% secara year on year (yoy), menjadi Rp 1,47 triliun. Setelahnya disusul PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) yang penjualannya juga terkikis 57,09% menjadi Rp 2,55 triliun.

Sementara untuk PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) dan PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), penjualannya turun masing-masing 7,83% dan 6,26%. ACES mengantongi penjualan Rp 3,65 triliun, sementara penjualan ERAA tercatat Rp 14,46 triliun.

Baca Juga: Kinerja terdampak PSBB, ini rekomendasi saham Ramayana Lestari Sentosa (RALS)

Selain penurunan dari sisi top line, bottom line perusahaan retail juga cenderung terkikis. Penurunan paling dalam dibukukan oleh LPPF hingga 130,8% yoy. Asal tahu saja di sepanjang enam bulan pertama 2020 ini LPPF menanggung rugi Rp 357,87 miliar. Padahal pada periode yang sama tahun 2019, LPPF masih mampu mencetak laba hingga Rp 1,16 triliun.

Koreksi laba juga dialami oleh RALS hingga 99% menjadi Rp 5,36 miliar. Adapun laba ACES tertekan 23,83% yoy menjadi Rp 360,16 miliar.

Hanya ERAA yang masih mencatatkan pertumbuhan bottom line hingga 3,88%. Asal tahu saja, ERAA mengantongi laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 113,42 miliar.

Baca Juga: Empat miliarder Indonesia masuk dalam jajaran 500 daftar orang tajir Forbes 2020

Melihat kinerja emiten retail yang melambat, Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony bilang hal tersebut memang sudah diprediksi sejak awal. "Akibat PSBB yang berlaku mengharuskan emiten retail untuk mengurangi operasi atau bahkan tidak beroperasi," jelas Chris kepada Kontan.co.id, Senin (3/8).




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×